Setelah lamaaaaa betul enggak ketemu pantai, akhirnya pekan lalu saya menghabiskan 4 hari 3 malam di Lombok. Rasanya seneng benar..
Rencana awalnya, kami ingin ke Belitung. Tapi setelah dipikir-pikir, kok kayanya lebih asyik ke Lombok ya. Apalagi Poe memang bisa ambil cuti lumayan banyak, bulan ini. Akhirnya, ya wis, LOMBOK.
Jadi, saya sudah pernah ke Lombok sekitar 20 tahun yang lalu. Please abaikan angka 20 tahun itu, yang akan membuat saya jadi keliatan tua. Hahaha..Maka, trip ke Lombok lagi, bagaikan perjalanan pertama. Saya udah lupa semua. Lagipula, dulu itu kan saya masih SD, perginya tau beres aja, semua diurusin mama papa.
Maka, kami memutuskan untuk menggunakan jasa tour and travel aja, biar enggak ribet. Setelah googling kesini dan kesana, saya akhirnya nelepon pak Azis, yang punya lombok friendly tour and travel. 2 minggu sebelum keberangkatan, saya nelepon pak Azis, dan dikirim itinerary 4 hari 3 malam via email. Wuiidiihh itinerary nya yahud banget. Sporty holiday habis-habisan.
Saya setuju dan minta tolong booking hotel. Awalnya dia nawarin sudamala villa. Setelah liat web nya, ishh keren banget. Tapi ternyata full booked. Menurut Pak Azis, Mei ini memang padat banget. Oke. Akhirnya, booking pool villa club senggigi. Jadi, pool villa club ini adalah produk baru dari Senggigi beach hotel. Masih satu halaman, tapi manajemen nya terpisah.
Kalo senggigi beach hotel kan bentuknya cottage biasa, satu cottage ada sekitar 4-6 kamar. Sementara pool villa, bentuknya villa. Dan hanya ada 16 villa, yang seluruhnya dikelilingi kolam renang yang bentuk nya memutar mengelilingi villa-villa itu. cakep sih…
Alhamdulillah masih dapet. Meski agak maksa. Haha..jadi sebenernya udah full booked. Tapi ada satu orang yang memesan dan belum DP. Maka saya DP in duluan deh. Pesan moral: kalo pesan, harus buru2 DP. Heehehe..
Penginapan, pesawat dan itinerary aman. Yipiiiee..
**
Rabu, 21 Mei 2014
Yeaaayyy akhirnya berangkat. Kami naik Garuda Indonesia, first flight yang jam 5.50 pagi. Biar liburan maksimal. Heu..padahal mah emang aja udah full. Hahaha..
Karena berangkatnya ber empat, saya, Poe, Citra dan Abib, barangnya lumayan banyak, so, kita memutuskan untuk bawa mobil aja dan parkir di bandara. Parkir inap nya aman kok. Dan Abib bangun tidur tau2 udah didalem pesawat. Hahahaha..
Jam 9 kurang (waktu Lombok), Sampe di Bandara international Lombok, kita dijemput Adi. Dia ini staf yang juga keponakan Pak Azis. Sebab, si pak Azis ada acara lain. jadi, dari Lombok Friendly ada 8 orang guide yang tersedia. Gapapa sih, yang penting mah ada yang anter.
Nilai plus: Bro Adi ini suka anak kecil. Hihi..mungkin karena sejak awal saya udah bilang, kami bawa balita, Pak Azis mengutus manusia yang tahan sama bocah. Jadi, saya bisa duduk manis di belakang berdua Citra. Dan motret dengan damai. Ahhiiiyy…
Awalnya Bro Adi ngajak sarapan dulu. Tapi karena kita udah makan di pesawat, so kita minta langsung cuss aja. Soalnya, di itinerary, hari ini kita keliling pantai selatan Lombok. Dimulai dari Pantai Selong Belanak. Sebenarnya jarak bandara ke pantai selatan cukup jauh. Tapi karena jalanannya lancar banget, maka, dengan new avanza dan jalanan yang agak bergerigi, kami Cuma menempuh 40 menit perjalanan.
Saat turun mobil, kata yang bisa keluar dari mulut saya Cuma Masya Allah. Heu..
Saya udah lamaaaa banget enggak ketemu pantai, dan saat akhirnya saya ketemu, Tuhan langsung menyapa saya dengan senyum LEBAR. Pantainya bagus banget. Rasanya mau nangis, saat kaki saya menapak di pasir yang halus kemudian menatapi langitnya yang biruuuuuuuuuuuu banget, merasakan kencangnya ombak dari samudera Hindia yang mengelus kaki saya dan bukit-bukit yang mengitari pantai. Allah Maha Besar.
Girangnya saya yang speechless, beda dengan girangnya Abib yang langsung nyemplung aja semena-mena. Kemudian kaget karena ditampar ombak. Hehehe…dia belom pernah ktemu pantai yang ombaknya kencang gini. Tapi dia enggak nyerah sih, karena setelah itu dia masih aja lelarian ngikutin anak-anak kecil lain yang juga berlarian menyusuri bibir pantai.
Di pantai ini, kita Cuma setengah jam. Karena masih ada banyak yang harus dilihat. HARUS! Hahaha..
Pantai selanjutnya adalah pantai Mawun. Pemandangan dengan selong belanak, enggak jauh berbeda. Pantai yang letaknya di balik bukit. Macam film the beach nya Leonardo DiCaprio. Tapi di Mawun ini pasirnya lebih halus. Tapi lautnya bening, ombaknya kencang dan pemandangannya LUAR BIASA. Dan di pantai Mawun ini, pengunjungnya lebih banyak daripada di Selong Belanak.
Ya, jangan dibayangin kaya pantai ancol ya. Haha..tapi, di Selong Belanak tadi pengunjungnya hanya ada sekitar 10 orang lah. Diluar para pedagang makanan. Sementara di Mawun, ada lebih dari 20 orang lah. Dan udah mulai keliatan bule- bule yang sun bathing plus bawa-bawa papan seluncur. Di Selong Belanak, saya masih nahan-nahan diri agar enggak langsung basah. Di Mawun, hasrat nyemplung udah gak tertahan.
Lagipula, mau gak mau. Baru jalan 5 meter dari bibir pantai, ombaknya sudah menerjang sampai setinggi pinggang. Untung kemarin udah beli cover buat android dan kamera, jadi aman deh kena basah. Katanya sih di pantai-pantai selatan ini, setahun sekali, muncul cacing nyale. Iyes, Cuma setahun sekali. Kalo dongengnya sih, cacing nyale itu perwujudan dari seorang putri dari kerajaan setempat yang menceburkan diri, karena galau gak bisa milih cowok. Festivalnya sih di pantai Kuta Lombok, jadi masyarakat beramai-ramai datang untuk menangkap cacing legendaris tersebut.
Tapi sebenarnya, di Selong Belanak, Mawun dan pantai-pantai selatan lainnya, bisa juga menangkap cacing Nyale.
Selepas Mawun, kita udah enggak tahan nahan laper. Ampun-ampunan. Pas sih, di itinerary, setelah dari Pantai Mawun memang jadwalnya makan di Pantai Kuta.
tapi sebelum sampe ke Pantai Kuta, Adi sempet ajak kita mampir ke sebuah restoran yang lagi direnovasi, buat numpang foto-foto aja. karena restoran itu letaknya diatas bukit. Jadi viewnya lumayan bagus ya buat foto.
Nah, di Kuta, Bro Adi ngajak kita makan di restoran salah satu hotel. Kita makan macem-macem sih. Tapi saya lupaaa ih lupaaa banget namanya apa ya. Ada soto yang enak, soto khas lombok, katanya. Itu enak banget. Saya pesan nasi campur, tapi kurang enak. Poe pesan ikan sambel matah. Dan sambel matahnya enak. Ikannya sih kurang. Tapi ini bener-bener skip. Saya enggak inget sama sekali. Karena pikiran fokus ke tujuan selanjutnya: Tanjung Aan.
Sebenernya Bro Adi ngajak ke pantai Kuta nya. Tapi, kita agak males karena sebelumnya dia udah langsung preview. Kata dia, di Pantai Kuta ini memang lebih rame wisatawannya. Maka, banyak pedagang lokal yang jualan gelang, kain, kaos dll. Tapi jualannya cenderung maksa. Nah, kalo udah dibeli, nanti dia akan panggil pedagang lainnya yang juga maksa minta dibeli. Maka, menurut Adi, ditolak aja baik-baik. Daripada ribet harus beli semua.
Modelnya kaya di orang-orang dari desa Bali Age-Kintamani di Bali. Padahal sebenernya kasian ya. Err,,yasudahlah. Maka, daripada bingung antara kasian dan males harus beli semua, kita ke Tanjung Aan aja. Dulu, saat saya ke Lombok sama mama papa, kita ke Tanjung Aan. Tapi kayanya enggak ke pantai-pantai lainnya.
Ternyata, menurut Bro Adi, di pantai Kuta itu tadinya sumpek penuh warung yang bikin orang engggak bisa menikmati pantai. Rame. Karena terkenal dari festival Nyale itu dan dari review orang yang sudah cerita bahwa pasir di Kuta itu besar-besar kaya merica. sementara, akses darat ke pantai-pantai lainnya memang baru belakangan ini dibuka.
Dulu mah enggak bisa dilewatin mobil. Pantesan aja dulu kita ke Tanjung Aan doang.
Tapi ya, dulu saya kesana, ya sama sepinya dengan kemarin. Enggak ada yang berubah. Masih persis sama. Ya jadi ada beberapa warung es kelapa, dulu enggak ada. Tapi that’s it. Sisanya sama persis.
Jadi, di Pantai tanjung Aan, ada dua jenis pasir. Hehe..ada separuh pantai yang pasirnya halus seperti pantai pada umumnya. Sementara separuh lagi, pasirnya besar-besar seperti merica, persis pasir di Pantai Kuta. Keren ya?
Ombaknya SUPER kencang. Dan saya udah bener-bener enggak bisa nahan diri untuk nyebur. Hehe..
Jadilah kami berenang di air asin yang bening, ditarik dan didorong ombak. SENANG BETUL rasanya.
Untungnya disitu ada ruang bilas. Kamar mandi dan air sumur yang asin gak asin. Hahaha..yah yang penting bisa sabunan dan ganti baju. Karena jadwal setelah itu, tinggal kunjungan ke desa Sade dan balik hotel. Oiya, sehabis bilas jngan lupa bayar ibu yang jaga sumur. Soalnya, kasian kan dia udah nimba capek-capek.
Akhirnya, kami benar-benar tidak turun di Pantai Kuta. Hehe..Abib udah pingsan, dan saya udah dapet banyak foto. Mengingat masih ada 3 hari lagi. Jadi yaudahlah, jangan diforsir.
**
Lepas dari pantai, sekitar 30 menit kemudian, kami sampai di desa Sade. Di perjalanan, Adi cerita bahwa desa ini adalah salah satu desa yang masih menggunakan cara-cara tradisional suku Sasak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Misalnya, berbahasa sasak, menggunakan pakaian sasak, dan membangun rumah dengan cara tradisional (atap rumbai dan menggunakan kotoran kebo untuk ngepel rumah).
Saat ke Lombok dulu, mama papa sempat ajak kami ke sebuah desa juga. tapi, sepanjang ingatan saya, desanya ada di daerah perbukitan. Sebab kami menanjak cukup jauh untuk sampai ke desa itu. disana mama papa saya bagaikan pasangan kalap yang memborong gerabah-gerabah khas lombok, plus kain-kain tenun. Mereka bilang harganya murah dan barangnya bagus-bagus.
Tapi, saya ingat persis, orang-orangnya masih menggunakan baju suku sasak yang hitam-hitam. Giginya merah-merah karena buah sirih dan kapur. Desanya juga masih asli layaknya sebuah desa pedalaman. Maka bayangan masa lalu itu yang ada di kepala saya saat mendengar Adi cerita soal Desa Sade.
Hasilnya? Jauh. Saya masuk ke desa Sade bagaikan masuk wahana di Taman Mini. Desa yang sudah jadi percontohan untuk kepentingan pariwisata. Ada guide lokal yang mengantar kami berkeliling. Dan ternyata didalamnya, sudah ada beberapa rumah yang ditembok. Bahkan di bagian belakang desa, sudah ada yang menggunakan genting. Sumur di desa itu juga sumbangan dari NGO Belanda.
Semua rumah, membuka pintunya untuk barang dagangan berupa kain-kain tenun, gelang-gelang dan kerajinan lokal. Jadi, mereka mengandalkan pemasukan dari barang-barang tersebut plus uang sumbangan di pintu desa.
Tapi kocak juga. jadi, guide lokalnya cerita bahwa syarat gadis Lombok sudah boleh menikah adalah dia sudah bisa memintal kapas menjadi benang dan menenun benang menjadi kain. Nah, saat berkeliling, saya melihat nenek-nenek yang asyik memintal kapas. Saya minta nyoba, penasaran dong yes. Saat nyobain, sampe keringet segede jagung, tu kapas putus terus gak jadi-jadi benang. Hahahaha…ampun baang…
Ok. Kalo jadi orang Lombok, saya udah pasti susah kawin. Hahahaha…
Oiya, di desa ini saya LUCKY karena dapet kain tenun versi tebel sepanjang 2,5 meter dengan harga Cuma 200 ribu. Tapi juga bad luck, karena kena 300 ribu buat kain tenun songket benang emas. (sebab, ternyata di toko oleh-oleh harganya Cuma 150 ribu)
Tapi yang jelas, saya kecewa. Karena bayangan akan desa tradisional nya kebanting-banting jauh banget. Pada akhirnya, semua menyerah juga ya. *sigh
Untungnya si Adi ini pengertian banget anaknya. Dia menawarkan tempat lain untuk dikunjungi. Akhirnya dia ajak saya ke sukarara, sentra kain tenun. Memang bukan desa tradisional, tapi kain tenun asli adalah tawaran yang enggak akan bisa saya tolak. Fyi, Sukarara ini, kalo oleh orang Lombok dilafalkan Sukerare. Dia juga menawarkan toko yang jual gerabah di Mataram, tapi Poe langsung melirik tajam setajam silet. Huahahaha..
Oke. Saya minta toko kain aja. Kain bisa dilipet, muat di koper. Hehehe. Dan puas sih. Disini kain tenun versi tipis, yang biasa dijadiin celana panjang itu, harganya Rp 150 ribu per 2 meter. Tergantung kualitas sih. Kisarannya 100-300 ribu untuk 2 meter kain tenun tipis. Oiya, di sentra kain ini juga kita bisa minta didandanin pake baju dan kain khas lombok untuk foto-foto.
Tapi saya dan Citra udah keburu males. Soalnya udah sore, dan kepengen rebahan di hotel.
(Kacung Jakarta pengen bisa nenun biar boleh nikah..hihihi..)
**
Tadinya Bro Adi ngajak makan malam ayam taliwang di Mataram. Tapi karena kita baru sampe Villa nya jam setengah 7 malam, maka dia mengubah haluan jadi makan malam seafood aja di restoran Menega yang letaknya masih di Senggigi, enggak jauh-jauh.
Jadi seharusnya perjalanan dari selatan Lombok ke Senggigi tidak harus selama itu. Tapi tadi di perjalanan, kami terhadang prosesi nyongkolan. Ini adalah rangkaian dari prosesi pernikahan adat sasak. Yaitu arak-arakan keliling jalanan, yang otomatis menutup jalan.Dan tentunya bikin macet. Padahal biasanya Lombok enggak pernah macet, kata Adi.
Adi juga cerita, biasanya nyongkolan ini paling banyak terjadi di hari Minggu. Ya sama aja dengan dimana-mana, nikahan ya weekend. Tapi sekarang lagi musim kawin, kata Adi. Jelang Ramadan, ya kan. Yaudah aja kita sejam stuck di perjalanan. So, kalo mau ke Lombok, hati2 sama nyongkolan ya.
Ok, kembali ke Menega. Di tempat makan ini, suasananya macam di Jimbaran, makan di pinggir pantai dan bikin Abib ga nahan kepingin lelarian ke laut. Hadeehh…buyar semua keromantisan. Hahaha..
Ya itu, untung aja Adi baik banget sama anak kecil. Kalo saya jadi dia, pasti udah senep banget liat abib pecicilan. Hehe..
Oke. Makan di Menega itu ENAK BANGET. Makanannya enak-enak, dan sambel matahnya masya Allah. JUARA.
Saya pesan 2 kepiting, 1 kg kerang dan 1 kg ikan. Semua di grill. Iya Cuma digrill aja, dengan bumbu dia. enggak ada tuh kepiting saus padang atau ikan lada hitam. Bumbunya enggak pedas, tapi ENAK BANGET. Dan sambelnya super pedas, jadi win-win solution. Abib bisa makan enak, kami yang gede-gede juga bisa tetap makan pedas.
Ini bikin saya nambah nasi sampe dua kali. Aaahhhh tidaaakkk…
Minumnya es kelapa pula, ya kan. Udah gitu murah. Makan dan minum untuk 5 orang, habisnya Cuma Rp 300 ribu. Seafood segar, bumbu enak. Suasanya nyaman sambil dengerin ombak.
Oiya, disitu Adi cerita bahwa ombak di Lombok memang juara. Makanya, kalo lagi musim hujan Agustus sampai Januari, orang tidak berani berlayar jauh ketengah laut. Pernah ada kejadian nelayan yang berlayar dan tidak pulang lagi. Semua keluarga dan sanak saudara sudah mikir dia meninggal tenggelam di laut.
Selang dua tahun kemudian, itu nelayan pulang kerumah. Ternyata kapalnya kebawa ombak sampe perairan Australia. Dan dia ditahan. “Pas dia pulang, jadi ibunya yang meninggal karena kaget liat anaknya pulang…” kata Adi. Hahaha,,,Gusti. Bisa gitu ya…
Good info. Lucky me I ran across your website by accident (stumbleupon).
I’ve bookmarked it for later!
ure most welcome. thank you…
Mo nanya, sewa driver dan mobilnya berapa ya?
Tks.
hmm..waktu itu aku ambil paket sekalian itinerary, dan diurusin semua2nya. coba call pak aziz, biar tau persis sesuai kebutuhan
081915972999 atau 081337411123
Mbak Yasmin,,
Waktu itu pake travel apa namanya? Memuaskan ga? Worth the price?
Aku mau ksh liburan buat istriku di anniversary pertama.
Terima kasih mbak..
hai riza…
wuih senengnya istri muuu!!
pake travel lombok friendly. kontak pak aziz aja di 081337411123
bener2 OKE kok sama dia. Acaranya asyik banget, apalagi kalo emang seneng kegiatan outdoor.
happy anniversary ya
Masih bulan november ko. Lagi siap2in aja dari sekarang.
Tengkyu ya mbak.. 🙂
Catatan perjalanannya bagus banget, apalagi foto2nya keren. Terima kasih dah berkunjung ke Lombok.
Yuuk temen2 yang berencana berkunjung ke Lombok, bisa menggunakan jasa kami. Kami sediakan paket murah tour Lombok. Silakan tanya-tanya via:
WhatsApp: +62-878-6000-1036
Mobile: +62-813-5307-9161
Email: info.lombokfun@gmail.com
Web: http://www.lombokfuntravel.com
LOMBOK FUN TRAVEL INC.
Profesional & Terpercaya