Beberapa waktu lalu, saya-seperti biasa-mengantar Poento ke pagar saat dia hendak berangkat kerja. Saat memundurkan mobil dari garasi, ada sebuah lagu mengalun. Tiba-tiba dia bilang..
“Ini lagunya bagus deh. Lagunya buat kamu…” kata dia.
Judulnya perfect two-auburn. Hahaha…mengingat saya kurang paham lagu-lagu romantis, akhirnya saya download dan dengerin liriknya. Lalu senyum-senyum…
Ini lyricnya:
You can be the peanut butter to my jelly
You can be the butterflies I feel in my belly
You can be the captain and I can be your first mate
You can be the chills that I feel on our first date
You can be the hero and I can be your side kick
You can be the tear that I cry if we ever split
You can be the rain from the cloud when it’s stormin’
Or you can be the sun when it shines in the mornin’
[Hook 1:]
Don’t know if I could ever be
Without you ’cause boy you complete me
And in time I know that we’ll both see
That we’re all we need
[Hook 2:]
‘Cause you’re the apple to my pie (pie)
You’re the straw to my berry (berry)
You’re the smoke to my high (high)
And you’re the one I wanna marry (marry)
[Chorus:]
‘Cause you’re the one for me (for me)
And I’m the one for you (for you)
You take the both of us (of us)
And we’re the perfect two
We’re the perfect two
We’re the perfect two
Baby me and you
We’re the perfect two
[Verse 2:]
You can be the prince and I can be your princess
You can be the sweet tooth I can be the dentist
You can be the shoes and I can be the laces
You can be the heart that I spill on the pages
You can be the vodka and I can be the chaser
You can be the pencil and I can be the paper
You can be as cold as the winter weather
But I don’t care as long as we’re together
[Bridge:]
You know that I’ll never doubt ya
And you know that I think about ya
And you know I can’t live without ya
I love the way that you smile
And maybe in just a while
I can see me walk down the aisle
iya sih bener juga.
Etapi tepatnya, lagu ini cocok banget buat menggambarkan hubungan saya dengan poe. Karena kita adalah pasangan yang benar-benar BEDA. Literally.
Dari selera baju, makanan, musik, film, kelakuan, cara memandang satu hal, cara menyikapi persoalan, kita beda. Yang sama dari kita Cuma visi dan misi serta rasa. Saya sayang dia, dia sayang saya. Udah itu aja.
Saya adalah orang yang cenderung kaku, enggak fleksibel, gak ramah, lebih banyak pake otak kiri, dan isi kepala saya penuh dengan schedule. Sementara poe adalah orang yang SANGAT FLEKSIBEL, ramah banget, lebih banyak pake otak kanan, dan isi kepalanya Cuma hal-hal yang terjadi sekarang. hehehee..
Ya ada sih kesamaannya, misalnya kami sama-sama cuek dan enggak pernah rese sama hal-hal kecil seperti rasa jealous, atau ngurusin kelakuan orang lain yang tidak berkepentingan sama kita. Kami sama-sama suka ngakak, dan becanda yang menjurus ke ledek2an keji. Kami juga sama-sama enggak romantis, menurut versi filem-filem hollywood. Ya common things aja sih.
Karena itu, satu tahun pertama menikah, actually, kami banyak banget berantem. Proses adaptasi yang AMAT RUMIT, karena kami harus saling menyeimbangkan jurang perbedaan yang amat jauh itu. Ada culture gap, karena kami juga berasal dari latar belakang keluarga serta kehidupan yang beda banget.
Saya, sebagai si robot, sangat enggak bisa menolerir rumah yang berantakan, dan barang yang bergeletakan disana dimari. Saya selalu enggak bisa mengerti mengapa poe SUSAH BANGET mengembalikan barang ke tempat semula. Dan dia susah sekakli mengerti, kenapa saya harus mempersoalkan hal kecil seperti letak barang.
Itu hal kecil ya. Hal besarnya juga ada. BANYAK.
Misalnya soal teman. Buat saya, teman itu adalah keluarga. Saya enggak pinter dapetin teman baru, maka, teman yang ada saya jaga baik-baik. Karena itu, saya sering menghabiskan waktu sama teman sampe lupa waktu. Sementara poe, GAMPANG banget kenalan dan berteman. Tapi karena banyak, dia kurang memerhatikan teman. Buat dia, ya gampang aja, ilang satu cari lagi.
Atau soal pekerjaan. Buat saya, pekerjaan itu tanggung jawab hidup mati. Maka, deadline masih sepekan lagi, itu kerjaan udah saya beresin dari hari ini. Hal ini berlaku juga buat pekerjaan rumah. Misalnya saya sudah menjadwal hari ini mau ngapain aja per jam (oooh iya, saya bahkan menjadwal jam saya harus ngepel, masak, dan cuci secara detail), lalu ada missed karena dia, dan jadwal saya berantakan, saya pasti jadi grumpy. Saya enggak suka ngerjain hal setengah-setengah, yang dimulai ya harus selesai.
Nah, dia, pekerjaan kantornya aja di entar-entar. Malam sebelom deadline biasanya tu kerjaan baru kelar. Prinsip hidupnya: kalo bisa ditunda, kenapa harus sekarang? hahahaha. Yang dimulai jarang yang selesai, kaya les tennis, atau les bahasa mandarin. Boro-boro ngejadwal beberes rumah. Kalo dia lagi mau ngerjain, ya dikerjain. Kalo enggak, ya enggak. Bodo amat. Gitu lah..
Jadi dia suka ngomel, kalo liat saya kerja mulu. Dan saya suka geregetan kalo dia tidur di tengah kerjaan. Rusuh deh..
Kalo inget-inget itu semua, rasanya hampir mustahil saya bisa berjodoh dengan poe. Dirumah itu sampe ada pemisahan “film saya dan film poe” atau “lagu saya dan lagu poe” jarang ada yang sama-sama kita suka. Saya suka banget baca buku, dan buat dia, baca buku itu pengantar tidur, karena baca setengah halaman, lalu dia akan tertidur.
Dan hari ini, adalah hari ulangtahun pernikahan kami yang ke lima. LIMATAHUN masya Allah. Hahaha asli sih enggak nyangka..

Ya memang, perbedaan itu pada akhirnya melebur. Kami saling memahami, beradaptasi dan bahkan membuatnya jadi kesepakatan. Masih sih, masih beda selera, masih beda kelakuan, tapi karena pemakluman, kami santai aja menyikapinya.
Enggak kok, kami enggak bertahan karena alasan klise seperti anak. Cara kami mendidik anak aja beda pemahaman. Tapi, karena saya yang dirumah dan lebih banyak jaga abib, poe memercayakan pendidikan abib pada saya. Maka saya harus siap sedia proposal untuk sesuatu yang baru bagi abib. Misalnya sekolah, kegiatan, kamar, mainan, baju dll. Nanti kami bahas bersama dan pengambil keputusannya tetap poe.
Nah mungkin itu ya?
Saya pernah nulis disini soal komunikasi dan demokrasi di rumah kami. Hal itu masih berlaku hingga kini. Apapun hal nya, akan kami diskusikan berdua. Biasanya usulan datang dari saya, dalam bentuk proposal rapi. Lalu kami diskusi, dan poe yang memutuskan. Atau kalo dia bingung, kita akan survey berdua agar lebih mudah lagi mengambil keputusan.
Hal ini, kayanya, yang bikin rumah tangga kami baik-baik saja, alhamdulillah, sampe sekarang. komunikasi, demokrasi dan cinta ya tentunya.
Soal cinta. Hmmm…saya, yang kaku ini, enggak pernah diajarin cinta-cintaan dan enggak paham benar soal bentuk perasaan. Yang saya mengerti sebenernya adalah komitmen. Saya berkomitmen untuk menikah dan jadi istri bagi poe. Maka segala cara saya lakukan agar komitmen itu tetap berjalan. Seiring dengan usaha itu, rasanya disitulah, saya ngerti cinta. Mungkin ya, mungkin itu bentuk cinta buat saya.

Hahahahaha kaku banget gue ya kaya robot.
Tapi enggak apa-apa, toh hubungan kami juga berjalan dengan baik, so far. Alhamdulillah.
Lima tahun menjalani pernikahan, buat saya LUAR BIASA. Enggak mudah, tapi bisa. Berantem masih ada, tapi enggak heboh. Mama saya bilang; jangan tidur dalam keadaan marah. Artinya, masalah harus diselesaikan, dan jangan dibawa tidur. Mama juga sering bilang, pillow talk itu penting. Jadi semalem apapun Poe nyampe rumah, saya berusaha nungguin.
Cuma buat ngobrol. Meski Cuma 10 menit, tapi ngobrol. Karena seharian kami sibuk masing-masing, dan seringkali bahkan enggak punya waktu untuk ngobrol via chat atau telepon. Hal kaya gini, kalo disepelekan, kata Mama, bisa bikin hubungan berjalan dengan hambar. Sebab, seiring waktu berjalan, setiap orang harus jadi orang yang paling mengenal pasangannya.
Mengenal itu kemudian tumbuh jadi rasa percaya. Maka, enggak lagi ada keributan karena hal-hal sepele seperti cemburu atau curiga. Sebab, seharusnya, enggak perlu ada pihak yang menyembunyikan suatu hal dari pihak yang lain. hal ini memupuk rasa percaya, dan berhenti mikir ‘jorok’ soal pasangannya, misalnya lagi enggak ada kabar atau pulang telat.
Hahahaha.. mama saya emang quotable sih. Nasihatnya bener banget.
Karena, menikah itu sebenarnya menyenangkan. Bener deh. Sampai detik ini saya belom pernah merasa salah pilih. Saya merasa amat senang punya suami seperti poe, dan merasa puas dengan hubungan yang kami jalani. Meskipun banyak sekali perbedaan diantara kami.
Menurut keyakinan saya, enggak akan pernah ada suami yang baik atau istri yang baik. Yang ada adalah, dua orang menjalani hubungan yang baik; menyebabkan mereka jadi orang yang baik bagi pasangannya. Kadang hal-hal seperti ini terlupakan saat udah menjalani hubungan sebagai rutinitas. Apalagi kalo udah punya anak.
Padahal, buat saya, hubungan ya harus terus dijaga, dan di upgrade. Kalo sama narasumber dan klien aja, kita harus bisa maintain hubungan, masa sama yang dirumah enggak. Karena rasa itu mudah hilang, kemudian menyisakan komitmen yang terpaksa. Enggak harus ribet-ribet lah mikirin waktu pacaran, candle light dinner, capek2 berusaha upgrade hubungan dengan liburan berdua.
Apalagi ribet-ribet berusaha menyamakan perbedaan. Aduh Gusti. Kalo itu mah mau sampe kucing bisa bertelor juga susah sih. Ya biarin aja beda, justru enak. Kalo saya udah gila setresnya karena ada yang berubah di timeline, Poe bisa ngajak saya sedikit santai. Kalo dia udah terlalu santai, ada saya yang akan selalu ngingetin untuk lebih semangat.
Kalo sampe saya nikah sama orang dengan tipe yang sama persis dengan saya, udah pasti malahan ribut terus, karena sama-sama keras kepala. Itu akan menyebabkan keribetan yang tidak tertanggulangi. Hiii…ngebayanginnya aja setres, hahahaha…
Inget yang simple-simple aja kaya pesen mama saya, ngobrol, berdiskusi, sharing, setiap hari. Menghargai posisi yang sudah diatur oleh komitmen sejak awal, dan menjalaninya dengan konsisten. Selama logika yang jalan, meski banyak perbedaan, harusnya semua akan tetap baik-baik aja…
Hehehe..
Semoga hubungan saya dan poe akan tetap baik-baik saja, sampe akhirnya tiba waktu untuk dipisahkan oleh kematian.
Errr…
Atau mati berdua aja, kayanya lebih baik. Karena sesungguhnya ditinggal mati itu enggak enak banget.
Hehehee..
Happy anniversary, dear Poento. You’re the only one i want to annoy for the rest of my life. Bahahahaha..

Karena kebahagiaan itu amat penting, mari kita selalu berbahagia ya deded..
In the end, screw types. When u fall in love, u just do. Eventhough he was never your type to begin with. The holywood definition of romantic only applies in movies. In real life, we each have lil’moments and gestures we call romantic. (quote dari postingan path temen saya)
Saya sayang kamu.
