Escape (the Pina Colada song)
I was tired of my lady, we’d been together too long.
Like a worn-out recording, of a favorite song.
So while she lay there sleeping, I read the paper in bed.
And in the personals column, there was this letter I read:
“If you like Pina Coladas, and getting caught in the rain.
If you’re not into yoga, if you have half-a-brain.
If you like making love at midnight, in the dunes of the cape.
I’m the lady you’ve looked for, write to me, and escape.”
I didn’t think about my lady, I know that sounds kind of mean.
But me and my old lady, had fallen into the same old dull routine.
So I wrote to the paper, took out a personal ad.
And though I’m nobody’s poet, I thought it wasn’t half-bad.
“Yes, I like Pina Coladas, and getting caught in the rain.
I’m not much into health food, I am into champagne.
I’ve got to meet you by tomorrow noon, and cut through all this red tape.
At a bar called O’Malley’s, where we’ll plan our escape.”
So I waited with high hopes, then she walked in the place.
I knew her smile in an instant, I knew the curve of her face.
It was my own lovely lady, and she said, “Oh, it’s you.”
And we laughed for a moment, and I said, “I never knew”.
“That you liked Pina Coladas, and getting caught in the rain.
And the feel of the ocean, and the taste of champagne.
If you like making love at midnight, in the dunes of the cape.
You’re the love that I’ve looked for, come with me, and escape.”
“If you like Pina Coladas, and getting caught in the rain.
If you’re not into yoga, if you have half-a-brain.
If you like making love at midnight, in the dunes of the cape.
You’re the love that I’ve looked for, come with me, and escape.”
**
Pernah denger lagu lawas ini? Saya juga taunya karena dengerin soundtrack secret life of Walter Mitty, dan dinyanyiin lagi sama Jack Johnson.
Awalnya sih karena lagunya emang catchy banget. Dan enak buat didengerin pagi-pagi. Tapi saat dengerin liriknya, saya jadi ngakak. Lucu banget ya. So sweet.
*sigh
Belakangan ini saya banyak denger cerita yang sama: JENUH. Yes, jenuh sama suaminya. Jenuh sama istrinya. Jenuh sama kehidupannya. Entah ya, apa usia jelang 30 atau 30 an awal emang rentan dengan kejenuhan? Atau kangen masa-masa nakal dahulu kala? Atau jalanan dan beban pekerjaan di Ibukota cenderung membuat orang jadi cranky cenderung grumpy?
Dan ujungnya, belakangan, banyak terjadi perpisahan, disekitar saya. Heu..*susutairmata
Cerita-cerita sedih, perpisahan dan kejenuhan ditambah album baru Coldplay yang juara banget bikin mellownya. Momentnya pas. Saya jadinya suka terbawa mellow.
Sedih juga denger cerita-cerita pedih dalam relationship. Akhirnya saya jadi suka mikir, apa sih yang salah. Apakah terlalu terburu-buru mengambil keputusan menikah? Atau terlalu cepat punya anak? Atau apaa??
Saat kemarin malam saya punya kesempatan ngobrol berdua poe, kami jadi membahas hal ini. Dia bilang: “Surga itu barang mewah nyak. Super susah dapetinnya. Dan untuk itu, udah dibagi tugas yang sama beratnya sama Allah. Laki2 harus mampu jadi pemimpin, bertanggung jawab atas perut, kehidupan di dunia. Bertanggung jawab atas segala kebaikan dan keburukan anggota keluarganya. Sementara perempuan, tugasnya jadi tiang. Yang menjaga agar pondasi, atap dan seluruh bangunan tetap stabil…”
DUARRR!!
Ok. Poe bicara surga. Saya jadi kaget. Hehe..suami saya ini kadang2 bisa luar biasa mengejutkan. Tapi kemudian mikir. Iya ya. Pernikahan di zaman dahulu kan enggak pake pacaran lama-lama. Langsung menikah. Kemudian langsung punya anak. Banyak pula..hahaha
Soalnya, saat memutuskan untuk menikah, saya semacam meyakini bahwa punya anak di tahun pertama, bisa mengganggu kelancaran proses adaptasi. Jadi susah bikin pondasi yang stabil. Sebab, nyokap pernah bilang: “Survive di tahun pertama pernikahan, berarti survive di tahun-tahun berikutnya…” survive disini artinya, sampe setahun menikah, pasangan tersebut masih punya perasaan yang penuh cinta dan kemudian proses adaptasi berjalan dengan lancar.
Tapi ini saya ya. Si separo vulcan, yang kerjanya apa aja kudu bisa diitung untung ruginya. Yang selalu punya plan b, plan c, plan d. Yang selalu hidup dengan to do list.
Tapi pernikahan kan juga melibatkan perasaan. Bukan Cuma itung2an.
Jadi, enggak ada standar bakunya. Bahwa harus pacaran, harus menunda anak, harus membatasi jumlah anak, harus memberi jarak waktu punya anak dan sebagainya.
Trus apa dooong yang salaaaahh??
Kalo saya dan poe. Hmm..entah ya, kami nikah udah mau 5 taun. Dulu pacaran setaun. Kenal nya udah dari SMA. Sampai detik ini, Alhamdulillah, semua berjalan baik-baik saja.
Jangan tanya soal cinta lah ya, saya kan enggak begitu paham soal definisi perasaan. Tapi, buat saya, kenyamanan nomer 1 ada di samping Poe. Kami juga udah melalui cukup banyak hal yang punya potensi menghancurkan pernikahan. Untungnya Tuhan masih bantu kami, alhamdulillah.
Makanya, saya suka bingung kalo nanggepin curhat rumah tangga dari sini dan sana.
What to dooo, miiin??
HEM! Liburan sanah, ke pantai kek, ke gunung, keluar negeri, keliling Indonesia. Siapa tau kamu Cuma jenuh. Belajar aja sesuatu yang baru, biar ada hal lain yang dipikirin. Atau…
Atau, dengerin aja lagu escape (the pina colada song) lah biar bisa ketawa. Mungkin kamu Cuma kurang ketawa.
Hehehe…ya kan, mungkin seperti lirik lagu itu. kita mungkin jenuh, mumet dan berantem terus sama pasangan karena sebenernya kurang mengenal dia dengan baik. Mungkin butuh refreshing, yang bisa bikin jatuh cinta lagi?
Yagitulah. Jangan sedih-sedih ah. Masih muda. Buat saya, hubungan bukan sesuatu yang harus dipikirin. Dibahas. Diberantemin.
Tapi dijalanin.
Iya jalanin aja, seperti kamu menjalani kehidupan sejak lahir sampe sekarang. Go with the flow. Kalo dianalisa terus, ya akan ketemu terus kesalahannya. Capeklah. Idup udah berat, jangan dibikin tambah berat.
Hihihihi…soktau ya? Yaudah lah. Dengerin aja lagunya, daripada saya tambah soktau. Semoga pada akhirnya kita semua bisa bahagia ya..
Aaamiiin…