A head full of dreams.
Mungkin udah jutaan orang yang menulis soal konser spektakuler ini. Tapi, buat saya, konser ini adalah penutup sekaligus pembuka. Iya, penutup liburan panjang saya. Dan pembuka kehidupan baru lagi di hadapan saya.
Jadi, jangan berharap tulisan saya akan seperti para jurnalis music atau para pengamat konser, atau para ABG penganut YOLO yang memadati langkah saya malam itu di Singapore. Saya akan menulis tentang diri saya, bukan tentang chris martin. Saya akan bercerita tentang saya yang berhasil mengungkapkan isi hati sepanjang konser berlangsung.
Saya yang sadar, bahwa, the way to a person’s mind is through his heart…
Dan malam itu Coldplay berhasil memenangkan hati saya.
Mengamankan anak-anak
Jadi, karena konsernya jam 8 malem, maka saya dan Citra udah nyiapin berbagai makanan dan apalah apalah buat anak2 main. Lalu aleya main sama Abib di kamar saya, brg citra, dan kami pergi berempat.
Saya sih sebenarnya udah siapin mental untuk antrean yang pasti luar biasa. Mengingat itu di Singapore ya, pasti sebagian besar manusia yang memadati konser nya dateng dari indo. Dan iya aja bener.
Banyak juga sebetulnya yang udah nonton dari jumat malem, karena konsernya memang dibagi menjadi dua hari.
Bukan girl fans
Ini ya to be honest, jaman2 lagu yellow keluar, saya gak terlalu suka sama coldplay. Karena at that time, saya lagi suka2nya sama lagu metal dan dark ages banget deh tiap hari maunya dengerin marylin manson. Jadi sudah dapat dipastikan bahwa lagu2 coldplay bikin ngantuk gak keruan, bukan?
Nah, saat akhirnya menikah dengan poe, manusia ini SUKA BANGET sama coldplay. Dan dia pingin banget nonton konsernya. Berulang kali dia bilang; “Chris Martin ini setengah gila, nyak. Kamu coba dengerin dulu liriknya deh…”
Yang akhirnya iya, saya lakuin. Saya dengerin lagu dan baca lirik, lalu mengagumi kemampuan berbahasanya. Gila sih emang itu bagus2 banget pemilihan kata dan kalimatnya. Saya kagum, iya. nadanya pada akhirnya Cuma mengikuti liriknya yang dalem banget..
Dan ada satu lagi yang saya suka dari coldplay, pada akhirnya; MESSAGE yang dibawa dari setiap album dan lagu2nya. Mereka gak pernah bikin lagu kosong dan terbatas pada perkara cinta2an. Mereka bikin lagu mengenai kehidupan. Mereka bikin lagu yang bisa bikin kita semangat lagi. Ada values dari setiap karya yang mereka buat.
Dan terutama di album A head full of dreams ini. Dari awal baca lirik everglow dan up and up saya udah mbrebes mili. Ya ampun. Kok bahasanya bagus amat.
So, saya jadi penasaran juga pengen nonton konsernya.
Tapi emang gak seniat itu sampe harus ngejar ke inggris atau Australia. Saya, waktu itu, yakin aja kalo mereka akan ke Asia, eventually. Dan bener kan..hehehe.
Hujan, antre dan manusia
Back to the concert, iya, antre. Mana sambil ujan deres pula. Untung punya jas ujan GORMAN. Eciyeh. Ahahahaha..
Lucu sih, most of them memang orang indo, dan masih ABG. Bahkan banyak yang dateng dikawal mama papanya. Seneng sih liat orang tua yang asik gitu, sampe bisa nyambung sama temen2 anaknya. Cuma kasian juga karena ada satu ibu yang saking pegelnya berdiri sampe ngejomprak di samping saya (karena saya juga ngejomprak pegel sis, jam biologisnya kan masih Melbourne, dan di melb itu udah jam 10 malem hahaha)
Saya amazed sih, gila ni band bisa ngumpulin orang sebannyak ini. DI SETIAP TEMPAT MEREKA KONSER. Dan bahkan banyak dari orang2 yang dtg ini sudah nonton di Australia atau di inggris, kemudian karena Singapore deket, mereka nonton lagi. Yang ada di kepala saya saat itu Cuma; canggih banget branding nya ya coldplay ini.
Band pembukanya sih Jess Kent yang juga besar di Australia. Dan saya dengerin dia ngomong rasanya pengen balik ke Melbourne hahahaha..belom move on. Lagu2nya lumayan sih, dan dia juga bagus banget penampilannya. Nice.
Dan saat jess kent kelar, masih ada sekitar 30 menit nunggu. Saya jadi sempat merhatiin venue. EDAN YA
Venue terGILA
Konser terakhir yang saya tonton kan metallica. Dan itu aja saya udah kagum liat panggung dan denger sound nya. Ini LEBIH EDAN.
Perfect banget semua lighting nya, dan tata letak di panggung. Meski 15 menit terakhir saya mulai kehabisan nafas karena capekk berdiri, plus udah makin ngantuk.
Untung mereka ON TIME. Asli sih gak ngaret sama skali. Jam 8 malem teng, intro intro, dan lighting lighting..kemudian..
Oh, I think I landed, In a world I hadn’t seen
When I’m feeling ordinary, When I don’t know what I mean
Oh, I think I landed, Where there are miracles at work
For the thirst and for the hunger, Come the conference of birds
Saying it’s true, It’s not what it seems
Leave your broken windows open, And in the light just streams
And you get a head, A head full of dreams
You can see the change you want to, Be what you want to be…
AAAAAAAHHHHH saya diam. Saya kalo denger lagu ini aja suka jadi nyess gitu perasaan karena persis banget sama dunia yang saya rasakan. Ini dinyanyiin live sama yang bikin lagu tuh rasanya kaya hati saya dicabik2.
Emang sih PEMANDANGAN SAYA GANGGU BANGET KARENA HANDPHONE SEMUA. Tapi, ya saya gakbisa nyalahin juga karena kan medsos emang bikinin berbagai fasilitas live dan stories yang seru buat di share. Apalagi kalo pengalamannya nonton coldplay
Temen saya aja ada yang minta saya live biar dia bsa nonton, meski saya tolak mentah2. Karena saya bener2 gak mau ngerekam, saya mau nonton konser. Saya mau menikmati sebuah tayangan yang gak bisa saya lihat setiap hari, dan merekam di kepala saya baik2.
Menikmati konser; total!
Dan bener sih saya menikmati banget. apalagi setelah a head full of dreams keluarlah Yellow. Waw. Waw. Saya punya album live 2012 mereka, dan yellow yang dimainin di Singapore memang gak pake intro yang sama, tapi rasanya emang beda ya, apalagi dengan backdrop layar dan gelang nyala2 yang sinkron banget. gak nyangka saya, ternyata gimmick bisa bikin perasaan lebih terbawa.
Ternyata unsur itu pentingnya sama dengan lirik, nada, dan performa si artist yang amat atraktif juga interaktif. Ternyata banyak banget elemen pendukung sebuah konser spektakuler. KEREN BANGET. dan saya mewek. Iya, karena yellow kan sebenernya liriknya emang bikin baper. Dan suasana konser itu bener2 bikin baper.
Bukan, bukan karena didepan saya ada ABG yang sibuk joged kaya cacing kepanasan, bukan karena disamping saya ada perempuan yang sibuk pegang hape dan intip setlist lalu buka lirik lagu baru ikut nyanyi. Bukan juga karena semua orang sibuk naikin handphone. Tapi karena rasa yang ditawarkan itu. Rasa yang dialirkan empat orang di panggung besar, lewat karya yang saya yakin, mereka kerjakan dengan hati..
Chris Martin dan inspirasi
Disitu saya malahan mikir. Iya, jadi saya itu selalu seneng baca majalah tentang orang2 yang menginspirasi, orang2 yang berani ada didepan dan menawarkan perubahan, orang2 yang siap melakukan sesuatu yang berbeda. Saya selalu beli majalah time yang edisi 100 insipring people tiap tahun. Dan waktu itu saya pernah lagi serius banget baca dan diketawain sama poe
“Inspiring people itu buat siapa nyak?”
“Ya tokoh perubahan buat dunia lah. Kan ada yang harus berani maju dan memimpin, melakukan sesuatu agar kita gak gini2 terus. Memberi kontribusi lewat berbagai bidang…”
“Mereka punya keluarga gak?”
Dan itu bikin saya diem..
**
Chris Martin, adalah tokoh yang menginspirasi. Dia bikin lagu bagus dengan values. Dia bikin karya yang gak cemen, dan message nya bisa membawa orang sedunia membuka mata. Massa nya besar dan banyak di seluruh dunia. Tapi dia kehilangan istrinya…
Saat kita terlalu serius berpikir besar dan luas, kita lupa bahwa ada orang2 yang sebetulnya amat penting di hadapan kita, dan gak lagi kita pedulikan keberadaannya. But then, kita semua memang terlahir dengan jalan takdir yang berbeda-beda, kan? Semua orang punya peran, dan pilihan untuk memanfaatkan perannya atau tidak.
Dan yang jelas, gak semua orang harus jadi profesor atau ahli kedokteran untuk menginspirasi dan mengajak seisi dunia agar melakukan perbaikan. Kita bisa jadi apa aja, sesuai bidang yang kita pilih, untuk menguatkan orang lain. Berdiri bareng-bareng, semangat lagi, membuka mata bahwa dunia kita gak lagi aman, gak lagi nyaman, tapi kita yang punya tugas untuk menjaganya.
Bikin music, menulis, menjadi guru, menjadi barista, menjadi fotografer, tukang dongeng, ustadz, petani, tukang mungut kucing dan anjing, ibu rumah tangga, apapun itu, kita harus bisa bermanfaat. Nyenengin banget. ketimbang menyebarkan kebencian, lebih baik memberikan harapan, bukan?
Be a bright red rose come bursting the concrete. Be a cartoon heart,
Light a fire, a fire, a spark. Light a fire, a flame in my heart.
We’ll run wild, We’ll be glowing in the dark.
All the boys, all the girls, All that matters in the world
All the boys, all the girls, All the madness that occurs.
All the highs, all the lows, As the room a-spinning goes
We’ll run riot, We’ll be glowing in the dark. (Charlie Brown-Coldplay)
Panjang juga ya akar2 pikiran saya dari nonton konser. Hahaha..
Kangen mama (lagi) (mulu)
Mewek2 gemes saya malam itu juga karena bisa terbawa rasa yang dibuyarkan keempat manusia itu, banyak banget hal seliweran di kepala saya. Salah satunya tentu saja kangen mama. Bukan, bukan karena mama suka coldplay, tapi karena dengerin lagu the scientist. Duh..
Semacam ada berbagai jenis perasaan yang tercampur aduk, dilanjut birds dan paradise. Duh, ya semakin gimana gitu ya kan, mellow, baper, JARANG-JARANG AJA YASMINA GINI YA KAN?
Gak tau ya, rasanya nonton coldplay ini kaya nonton film, terhanyut dan proses identifikasi berjalan sempurna. Sampe saya lebih banyak terdiam kaku, dan mata terpaku pada panggung. Gak goyang, gak lompat kaya orang-orang lain. Jadi saya berasa berdiri di tempat kosong, dengan coldplay nyanyi di hadapan saya sendirian.
Setlist rasa mixtape
But anyway, saya benar2 menikmati konser dengan penuh haru biru dan semangat baru. Buat saya sih, mereka berhasil banget merenggut hati dan pikiran saya, dan bikin saya terkagum2 sama totalitas dan details yang bikin konsernya paripurna. Pantes aja orang2 sering komen susah move on sama konser coldplay. Jadi nyesel gak bawa Abib.
Sebenarnya tu bawa anak kecil boleh2 aja lho, tapi gak boleh di kelas festival. Sementara saat beli tiket, kan kami beli sama orang lain. Susah lagi kalo nyari tribun yang bersebelahan. Padahal ya kalo Abib nonton, dia pasti seneng deh. Mengingat dia anaknya happy liat keramaian.
Oiya, saya juga akhirnya merekam, tapi merekam wajah poe yang bahagia banget nonton kesenengannya. Hehehe…seneng aja liat muka dia happy. Sebab, selama ini kan kami nonton konser selalu band yang SAYA sukai. Sementara dia gak ngerti2 banget. dari jamiroquai, deftones, smashing pumpkins, metallica, dan berbagai musisi metal lainnya. Yang dia suka juga palingan waktu itu kami ke java jazz, dan sempat nonton santana.
Setlist dimainkan rapi, sesuai timeline, dan bahkan semua lagunya bercerita, lho. Inget gak jaman dulu kita suka bikinin mix tape yang lagu2nya ‘bercerita’ sesuai judul atau lirik lagunya? Nah, setlist nya coldplay itu kaya gitu. Dari a head full of dreams ditutup dengan up and up, dan di highlight pada bagian “Don’t ever give up…”
GOKIL COY!
Asli bikin semangat banget. rasanya kaya gak percuma, mengikuti Coldplay from Yellow to Everglow. Mereka memang gak berhasil mendapatkan hati saya saat Yellow rilis, tapi semua berhasil di-rapel sejak Everglow.
Benar-benar penutup dan pembuka yang ideal. Great job, u guys.
Saya juga nonton Coldplay di Singapore, padahal gak ngefans-ngefans amat. Nangis lho nontonnya, padahal jauh di posisi duduk atas manalah gitu 😀