Baru kali ini ngerasain nangis sampai berlinangan air mata, ditengah-tengah laut, saat berenang menikmati pemandangan karang dan hewan-hewan yang hidup didalamnya.
Baru kali ini, pemandangan itu, menampar keras muka saya dan membuat jantung rasanya mencelat keluar.
Baru di perairan taman nasional komodo, Flores, saya melihat kecantikan yang sebegitunya, sampai merasa ditegur dan diingatkan Tuhan bahwa saya, dan segala masalah yang selama ini saya pikir besar, ternyata hanya sehina remah rengginang sisa kemarin yang sudah melempem.
Allah terlalu besar dan hebat. Dan apalah saya ini, dibandingkan semua ciptaan-Nya.
Hhhh..
Oke, cerita dulu ya hari kedua..
Hari ini dimulai dari jam 7 pagi kami sudah duduk manis di kapal phinisi. Perahu besar dengan kamar 6 tempat tidur di dek bawah, dapur dan kamar mandi serta ruang kemudi dan tempat santai2 di dek tengah, serta ruang makan dan kursi2 panjang untuk menikmati lautan di dek teratas. LUAR BIASA asik banget.
Kami bertiga, ditemani dive instructure, pak Jack dan 5 crew yang punya tugas masing-masing. Ini juga kejutan baru lagi dari ibupenyu, Karena ternyata phinisi nya pun milik plataran resort, tempat kami menginap. Begitu juga seluruh crew yang pekerja tetap di plataran. Hehehe..emang deh ya, ibupenyu ini harus terus ditanya dengan kemampuan kepo setinggi Menara Eiffel.
Kami sarapan dengan bekal dari penginapan. Kata pak Jack, perjalanan akan ditempuh sekitar 2,5 jam dari plataran ke pulau Rinca. Ya, akhirnya kami memilih untuk ikut aja sama si instruktur, daripada ngeyel nantang alam, soalnya dia kan lebih paham sama situasi dan kondisi ketimbang kami. Sotoy biasanya berakibat fatal, jadi enggak ah.
Di perjalanan berangkat, Abib pecicilan keliling kapal, sementara saya dan poe menikmati matahari pagi dan udara laut sambil saya jelalatan nyari kawanan lumba-lumba. Awalnya masih semangat foto2, lama-lama males. Karena udara benar-benar enak dan suara debur air tertimpa mesin perahu, suara seagull, desir angin, lebih enak dinikmati bareng kopi panas ketimbang sibuk gonta ganti lensa kamera.
(ini pintu kamar di dek bawah)
Pulau rinca
Jam 9.30, kami sampai di pulau rinca. Jadi, Karena komodo masuk keajaiban dunia, maka wilayah sekitar pulau komodo yang banyak pulau-pulaunya itu, kebanyakan masuk kawasan taman nasional. Yang seluruhnya dilindungi. Keren sih.
Kalau dari cerita pak Jack, pemerintah sana mengganti tugas masyarakat yang tadinya kebanyakan nelayan, jadi mengantar tamu. Kapal-kapal nelayan dirombak jadi sarana wisata. Dan mereka juga difasilitasi segala macam, misalnya pembangunan tempat ibadah di kampungnya, sekolah bersubsidi dan sebagainya.
Tujuannya? Agar terumbu karang terlindungi. Ya kan kebanyakan nelayan maunya cepat dapat ikan, jadi … BOM! Heu. Terumbu karang kan tumbuhnya lama sekali. Sedih kan. Ok. Saya hari ini banyak banget ngobrol sama semua orang, jadi maaf ya kalo cerita jadi panjang. Hehehe..
Nah, sampai di Pulau Rinca, kami langsung ketemu sama ranger yang namanya … aduh! Lupa! Nanti diupdate deh kalo udah inget. Pak ranger ini orang asli desa manggarai, Flores. Di rinca sendiri ada sekitar 20-an orang ranger setiap shift. Dan shift nya dibagi per 15 hari. So, selama 15 hari, mereka harus ada disana gak boleh kemana-mana.
Dia banyak sekali cerita soal komodo, dan berbagai informasi soal hewan, tumbuhan, yang kalau saya ceritakan disini bisa jadi 100 halaman. Hahahaha..
Karena kami datang udah agak siang, jadi, menurut dia, komodo udah mulai ngumpet. Hewan purba yang makannya 3-4 minggu sekali ini, keluar pagi-pagi untuk menikmati matahari pagi, dan ngumpet saat matahari mulai terik. Tapi, didepan gerbang registrasi, kami ketemu sama 2 komodo yang lagi selonjor santai dibawah pohon.
Keliatannya santai, tapi kalo dia cium wangi daging, darah dan pas waktu makannya, dia bisa cepet banget ngejarnya. Komodo-komodo yang kebanyakan jantan ini juga bisa ditemui dibawah dapur para rangers, Karena mereka suka wangi makanan. Ngarep2 tapi gak bakalan pernah dikasih. Alasannya? Sebab mereka bukan mamalia. Mereka gak akan pernah jinak.
Jadi, alasan pertama adalah Karena kalau sudah dikasih makan, nanti mereka akan malas berburu dan bergantung sama manusia. Sementara mereka sekali makan butuh 30-40 kg, siapa yang bisa ngasih makan segitu terus menerus? Ini yang bikin punah. Alasan kedua: kalau mamalia bisa dikasih makan sesuai porsi aja, lalu dia nurut. Sementara komodo? Makanan dirasa gak cukup ya tangan kita ikut dimakan. Hahahha..sadis. intinya, mereka bisa ngamuk kalo kita gak ngasih makan dan ini yang bisa bikin mereka nyerang kita. Jadi, yasudah biarkan mereka jadi hewan liar yang memang harus usaha buat makan..
Pilih jalur trekking
Sebelum masuk ke dalam, kami diwanti-wanti soal Abib (over and over again hehehe) jangan sampai ngeloyor sendirian, jangan berisik dll. Sebab komodo kalau dengar suara anak kecil nangis, akan sangat tertarik Karena seperti suara rusa sakit. Lalu kami juga harus milih jalur trekking. Ada yang long, medium dan short.
Yang paling jauh sekitar 8 km. dan yang paling singkat sekitr 3 km, bahkan kata dia, turis2 lokal biasanya memilih trekking super kilat yakni masuk liat sarang komodo, lalu balik lagi ke gerbang. Lamanya di foto-foto, kata dia. Hahahahaha..
Kami penasaran. Jadi milih jalur trekking fleksibel. Kami mau liat sarang, lalu ambil jalur pendek, tapi liat nanti, kalo abib kuat, bisa diterusin. Yang pada akhirnya kami jalan sekitar 5 km. fffuuuhhh warbiasak.
Sepanjang jalan ketemu monyet banyak banget, tapi ya Karena gak pernah dikasih makan manusia, jadi dia kabur tiap liat manusia. Gak bandel2 kaya di bali. Selain itu ada juga burung gosong kaki oranye yang hidupnya selalu sepasang. Kalau pasangannya mati, dia memilih untuk tidak move on dan stay menjomblo. Khan main. Tapi mereka bukan sasaran komodo, sebab burung gosong bisa lari zigzag kalau dikejar. Ini kelemahan komodo. Jadi, biasanya yang diincar telurnya.
Kami juga lihat banyak pup kerbau liar. Tapi kerbau nya sih gak keliatan. Sepanjang trekking, kami ketemu 4 ekor komodo. Satu masih kecil usia 2 tahun dan masih belajar cari makan. Kata ranger, dia biasanya makan kadal kecil, tokek. Yang kecil-kecil ini biasanya diam di pohon, Karena komodo itu kanibal. Bayi komodo adalah sasaran empuk. Bahkan mamaknya pun bisa makan anaknya. Ya iya sih, kan telurnya hanya dijagain selama 3 bulan aja, lalu ditinggal. Padahal telur butuh 8-9 bulan untuk menetas. Hidup ini keras, ya, mod?
Lalu kami juga ketemu 3 betina yang lagi jagain sarangnya. Jadi, komodo kawin di juni-agustus. Lalu butuh sebulan hamil telur, so, oktober mulai menetas dan dijagain sampe habis desember. Soalnya desember kan musim hujan, jadi lubang2 telur akan tertutup lumpur sisa hujan. Mereka yakin telurnya sudah aman dari pemangsa.
Hewan sadis yang kelakuannya macam robot.
Keliling di Pulau Rinca ini tandus banget. pohon itu2 aja, gak banyak buah, kebanyakan lontar dan asam. Kata ranger, ada beberapa yang tanaman obat. Tapi saya lupa namanya, nanti deh tanyain lagi ke jack. Oiya, disana juga banyaaaaak deh kupu2 cantik. Seneng liatnya. Sambil bingung, mana bunganya ya? Jadi, kontur pulau-pulau disana ini beda banget sama kepulauan seram yang serba rindang dan asri.
Di kepulauan ini, kebanyakan pulau adalah batu dan mineral, bahkan karang. Tau film pendek I Lava you? Nah proses terbntuknya pulau2 ini persis cerita film itu. Dari laut timbul ke darat Karena bumi terus bergeser.
(ranger lagi jelasin cara pakai tanaman obat, untuk ngobatin luka)
Oiya, sepanjang trekking yang berlangsung 1,5 jam itu, si abib bisa lho manis. Jalan aja dengan damai gapake ngeluh, gapake teriak2, gapake lari. Dia bisa ikutin aturan. Mungkin kalo mau bikin dia senurut ini terus2an, harus miara komodo ya. Doi parno, cuy. Hahahahhaa..
Tapi saya bangga kok. Dan jadi tau kekuatan dia. Sebab saat keluar pulau dia langsung ngoceh jumpalitan lagi. Huaahahaha..tadi ditahan2 banget ya broo? Dan dia juga dapet banyak pujian dari ranger2 karena kuat jalan gak ngeluh sama sekali. Ini baru pertama kalinya anak 5 tahun kuat. Biasanya orang yg bawa anak sudah usia SD. Itu juga bule biasanya. Karena, kalo masih kecil pasti nangis, dan itu bahaya. Si ranger tadi juga udah khawatir. Ternyata Abib bisa. Hebat!
tips
So, saran saya, siapin dulu mental diri sendiri dan anak, kalo emang mau trekking. Kalo tipikal anaknya manis dan gak macam anak saya yang tipis2 bedanya sama belatung nangka, mendingan gak usah trekking. Takut gak kuat jalan trus rewel.
Btw, gerbang masuk kapal ke pulau rinca ini adalah loh buaya. Kenapa namanya gitu? Karna memang banyak buaya disitu. Buaya air laut. Bzz..warbiasak. ada elang juga yang sarangnya di bakau.
(Duh ini bakalan panjang. Saya bagi dua lagi aja deh ya…hahahaha)