Bencana asap yang sempat melanda Indonesia berbulan-bulan kemarin itu menghasilkan begituuuu banyak kontroversi. Dari urusan politik (fans vs haters presiden sekarang), urusan ekonomi (menyalahkan pebisnis yang tamak), urusan kesehatan (kondisi kesehatan disana dan omongan menkes yang sempat jadi bulan2an) urusan prikemanusiaan (sekolah harus terus libur dan rumah udah penuh asap, sampai banyak korban meninggal) hingga urusan prikehewanan (ya hewan2 di hutan yang sudah pasti jadi korban).
Perih banget memang ya?
Dan dari kejadian besar ini, akhirnya banyak orang yang baru sadar bahwa, pelik sekali untuk kita membenci presiden, pengusaha dan setiap orang yang terlibat, karena…
Setiap sabun, minyak goreng, sampai ke produk-produk massal lainnya yang dijual bebas di toko, dan kita gunakan dirumah, bahan baku dasarnya adalah….MINYAK SAWIT. Jreeeng. Hehehe
Seperti kita ketahui bersama, bahwa pembakaran hutan massal ini disebabkan oleh pembukaan lahan baru untuk menanam sawit. Ya kalo dijelasin dari aspek sejarah, ekonomi maupun politik pasti jadi panjaaang banget. Buat hal itu, lebih baik baca blog sahabat saya Fitriyan Zamzami deh. Saya gak suka bahas gituan.
Sebab, sebagai emak-emak, saya lebih tertarik pada isu penggunaan minyak sawit dalam kehidupan sehari-hari.
Sudah beberapa tahun terakhir ini, sejak punya anak, saya mulai sadar untuk sedikit demi sedikit mengurangi penggunaan produk massal. Heu. Bukan hanya karena alasan sawit, namun juga karena penggunaan bahan kimia berbahaya.
Ada begituuuu banyak informasi soal ini, dan saya menangkapnya dalam satu garis besar: kembali ke alam. iya, bahan kimia berbahaya dari sabun2an itu kalau terhirup, akan menimbulkan begitu banyak masalah pada kesehatan kita. Bahan kimia pada makanan instan, atau produk massal lainnya yang bisa dimakan juga mengerikan sekali.
Saya baca buku dr Tan Shot Yen, lalu merinding ngeri. Baca deh buku “sehat sejati yang kodrati” beli bukunya! Emang mahal sih, tapi sepadan. Karena yang baca pasti ngeri. Hahaha..
Intinya adalah apapun yang tersedia di supermarket, atau warung, dan berada dalam kemasan, sebaiknya dihindari. Iya, karena kita, manusia, merupakan tubuh yang hidup. Maka butuh asupan, dan lingkungan yang sealami mungkin.
Ok, ada satu bab yang pedih banget. Yakni bab penyakit kanker. Kata buku ini: penyakit yang kita sebut kanker sebetulnya sekadar proses saat keseimbangan alam diatas terganggu. Sel-sel yang yang bermutasi (mengalami keanehan itu) mulai tumbuh lebih cepat dari pada kemampuan tubuh secara alamiah membasminya. Akhirnya, kumpulan sel ini membentuk massa yang kemudian disebut sebagai ‘tumor’ (benjolan yang tidak normal).
Jon Herring, seorang kontributor senior “Total Health Breakthroughs” seperti halnya beberapa dokter yang prihatin dengan gaya hidup masa kini, sangat menganjurkan manusia untuk berhenti meracuni diri. Sayangnya, kesadaran tentang “apa sih racun itu?” masih sangat minim. Kita pikir apa yang kita anut selama ini, sebagai pola makan sudah termasuk sehat. Padahal, seringkali, kategori ‘sehat’ itu sendiri ditentukan oleh orang lain yang mempunyai kepentingan tertentu.
Kita pikir menghindari zat pengawet dan pewarna berarti sudah sehat, padahal setiap hari MAKAN NASI DARI PADI PENUH PESTISIDA, MENGGORENG SEMUA, MENGGUNAKAN SABUN PEWANGI BUATAN, PENGHARUM RUANGAN OTOMATIS, PEMBUNUH NYAMUK SUPER AMPUH, ironis bukan?
*lirikLemariDapur
Mama saya meninggal karena kanker, dan itu amat menyedihkan. Semoga hal ini takkan terulang lagi pada siapapun. Saya baca ini sambil mewek, karena iya juga ya, bener. Gak Cuma makanan, tapi juga lingkungan sekitar.
Karena kimia begitu murah dan mudah didapatkan, karena makanan instan pun begitu, karena kita sekarang terlalu sibuk untuk bermain dibawah matahari, karena gak ada lagi udara bersih disekitar kami warga jabodetabek, karena berempati dan saling peduli saja sudah terlalu sulit untuk diberikan. Manusia, mahluk alami yang sulit menjalani hidup secara alami.
Berbekal pengetahuan ini, saya akhirnya mulai melakukan pencarian alternatif.
Untungnya ada teman saya yang mulai memerkenalkan pada produk-produk alami, yang aman. (ini saya nulis bukan berbayar ya, plis. Ini beneran. Tapi kalo mau beli ke dia, ya boleh banget. Hahaha..) namanya Bunga Mawar, brand nya motherflower-id. Mulai dari essential oil biar gak perlu lagi minum obat kimia, lotion dari shea butter beneran (iya, ni lotion kalo saya taro di ubin sejam aja, udah dikerubungin semut zzz) lalu sabun dan pasta gigi yang dibuat dari bahan alami, sampe minyak kelapa yang bisa dipake untuk menumis, bahkan dilute essential oil biar bisa dipake pijat2.
(ini sabun cair dan pasta gigi)
(ni sabun bisa buat shampoo bisa buat cuci muka)
(ada sabun batang juga, tapi saya gak suka pake sabun batang hehehe)
(essential oil dan lotion, itu lavender dan thieves yang terus kepake tiap hari, pasti ada didalem tas)
(minyak kelapa)
Saya juga mulai beralih ke makanan produksi lokal yang alami, dan pembersih lantai yang dibuat dari sereh. Ribet sih emang, gak bisa ke toko merah dan biru yang ada didepan komplek, kalo mau beli sabun2an. Belom lagi harganya yang mahal, berkali2 lipat produk industri. Ini emang bikin orang sulit beralih. Apalagi dengan kondisi ekonomi sekarang.
tapi kan lebih alami, dan sekalian menguatkan juga pengusaha lokal dooong…!!
(beberapa jenis makanan dirumah, yang lain rata2 udah gak pake kemasannya)
Beli selada organik, seikatnya saja sudah 20 ribu. Padahal yang ada di tukang sayur Cuma 4 ribu. Nanam sendiri gak ada lahan. Bikin minyak dan tepung sendiri, gak ada waktunya. Sikat gigi pake minyak kelapa, gak manis dan gak segar. Ribet juga lagi musti bikin.
Tapi yaudahlah. Gapapa. Saya mau berusaha. Lagian karena saya jarang bikin masakan goreng2an, maka minyak goreng 1 liter aja abisnya sebulan. Kami dirumah ga pernah minum manis dari gula, dan penggunaan garam pun dikit banget. Dirumah juga gak rutin makan nasi, so, 5 kg aja masih nyisa tiap akhir bulan. Ngepel juga sekali aja, dan penggunaan cairan sereh ini Cuma 7 tutup botol kok.
(buat ngepel)
Shampoo dan sabun bisa dicampur air, pasta gigi sekaleng itu abisnya bisa 2 bulan, lotion shea butter itu padat banget, jadi abisnya lama. essential oil dipake setetes doang. Hehehe…
Palingan cost terbanyak ada di buah, sayur dan raw food buat kami manusia dan kucing. Iya kucing2 juga sekarang lebih sering saya kasih ayam dan daging mentah, ketimbang kibbles. Trauma sama sakitnya ovy kemarin. Mereka jadi lebih sehat dan lincah.
Ulang tahun Abib juga sudah dua tahun ini saya ngasih goodybag yang aman. Iya, bukan isi makanan kemasan yang super enak itu. hehehe..di buku dr tan ini bahkan dibahas. Katanya: citra keluarga sehat nampak jelas dari isi goody bag. Ketimbang mengisinya dengan biskuit, permen, coklat dll, gantilah dengan seperangkat alat tulis atau kegiatan keterampilan.
So, inilah isi goodybag abib:
(tahun ini)
(tahun lalu)
Ya intinya sih berusaha untuk hidup sealami mungkin. Mencoba. Semoga terus istiqomah ya. hehehe..
Memang, dengan enggak lagi menggunakan produk2 yang base nya minyak sawit, gak bisa menghentikan kebakaran hutan. Gak bisa menyelamatkan orangutan. Apalagi kalo Cuma kami sekeluarga. Tapi, setidaknya saya berusaha ya kan? Gak Cuma ngomong doang.
Bantuan kan gak Cuma donasi, empati dan sosialisasi. Tapi juga aplikasi di kehidupan sehari-hari, bukan?
Lagian, kata dr Tan, tubuh yang bekerja dengan hukum biologi perlu mendapat hak biologisnya pula. Paling sedikit sekian persen porsi dari sejumlah makanan yang menjejali perut, dan lingkungan sekitar. Sayangnya keberpihakan pada hak tubuh manusia, tidak banyak terdengar. Karena gegap gempita industri seakan menantang kecanggihan dan kecepatan ilmu pengetahuan diproklamasikan.
Sementara kecepatan alam tidak pernah bisa dipaksakan di dunia yang tunggang langgang ini. evolusi sel tubuh manusia ternyata tidak secepat evolusi makanannya. Itulah salah satu awal penderitaan.
**
Setiap mahluk hidup pasti mati. Tapi kalo merokok aja dianggap haram karena merusak kesehatan dengan sengaja, apa bedanya dengan makanan kemasan dan produk pembersih lainnya yang juga jelas-jelas mengganggu kesehatan?
Yang bisa kita lakukan kan hanya usaha. Iya, usaha agar stamina tetap fit, agar jarang sakit, agar kuat. Kalo kita lemah, lalu gimana bisa membantu orang lain? kalo kita sakit2an, gimana bisa jadi pemimpin yang diandalkan rakyat? Kalo kita tidak kuat, bagaimana mungkin menguatkan orang lain?
Sakit itu enggak enak kan, gak bisa bangun pagi dengan segar, gak bisa beraktivitas dengan semangat, gak bisa ngajak main anak, gak bisa ngunjungin orangtua, gak bisa berbagi ilmu, gak konsen bekerja, dan gak enak ibadah. Saya mau sehat. Kita semua juga mau sehat kan?