Hari keempat, Sabtu 24 Mei 2014.
Hhhh,,,pagi ini saya bangun saat matahari belom keluar. Udara dingin pantai lagi lucu2nya. Dan saya duduk manis di teras sambil minum lemon hangat.
Yah, sampe juga di ambang batas realita ya. Mulai nanti sore, saya harus kembali berjibaku dengan rutinitas di Bekasi. Ah. Malas.
Maka, saat lagi duduk manis itu, saya jadi mikir. Sayang2 amat udah bawa baju dan celana lari, tapi enggak pernah ngerasain lari di Senggigi sama sekali. So, BEACH RUNNING!!!! Huhuyy
Awalnya, saya mengitari jogging track hotel, yang kemudian membuat saya sadar. Man, ini beneran hotel tempat saya nginep waktu kecil. Di Senggigi Beach Hotel, bukan pool villa club nya. Karena mereka masih satu pekarangan. Dan bentuknya enggak berubah sama sekali.
Kemarin, sempat liat pantai senggigi dari pool villa club. Tapi enggak terlihat bagus sama sekali. Terlihat dekil dan enggak enak buat duduk2. Ternyata, pantai di Senggigi beach hotelnya masih lumayan. Ya engggak bakal bisa dibandingkan sama tanjung aan atau pantai sebui ya. Tapi masih enak lah buat duduk2. Dan saya nemuin tanjung batu, tempat ombak bertemu dan bertabrakan.
Setelah capek lari di jogging track dan mengitari bibir pantai yang Cuma sedikit, saya duduk disitu. Ngelamun cantik sambil ngeliatin ombak. Haha..saya ini kerjanya ngelamun melulu ya.
Ya soalnya jarang-jarang kan duduk sendiri di tengah debur ombak.
Suasananya epic banget. Suara kencang ombak tabrakan, desir angin dan cicit burung. *HelaNafas
Klik handphone dan dengerin stay alive nya jose gonzalez (again). Perfect banget.
Gila ya, Indonesia ini luar biasa. Ini baru Lombok, pulau yang udah cukup dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Saya jadi kebayang pulau-pulau lain, pantai-pantai yang masih perawan. Jumlahnya pasti masih ribuan. Bersih, bening dan nyaman.
Kalo jalanannya dibagusin, jalurnya diamankan, pasti kita bisa dengan mudahnya mengunjungi semua tempat-tempat itu. gak terlalu mahal biayanya. Dan semua orang bisa menikmati indahnya pantaaaiii…
Eh ups. Semua orang?
*Terbayang Anyer* heeu..serba salah juga ya kalo pantai bisa dinkmati semua orang, tanpa usaha dan bayar lebih. Nanti penuh. Kotor. Bau. Dan berdoa agar manusia bisa ditertibkan kayanya terlalu rumit. Yaudah ganti doa. Semoga saya dikasih rezeki yang banyaaakk dan berkah, biar bisa jalan-jalan kelilingin pantai-pantai di Indonesia. Kalo bisa sih jalan2nya kaya pangeran ya, jangan kaya kacungnya. Hihihi…
Ok. Kembali ke Lombok.
Setelah duduk di tanjung itu sekitar setengah jam, saya disusulin Citra yang ngajak sarapan. Setelah sarapan, kami nyobain jacuzzi nya. Lalu cemplung2an di kolam renang dan ngakak sampe bloon.
Sekitar jam 11 deh, kami baru check out. Dengan wajah muram dan hati gak ikhlas. Hahahaha…AKU GAK RELA!!!
Sampe di mobil, Bro Adi ngajakin ke mataram mol. Karena pesawat kami juga baru flight jam 14.40 ya kan. Ga salah juga liat toko barang2 selancar, yang harganya MIRING. Hihihi…
Barangnya memang sudah out of date, tapi who cares, masih banyak yang lucu kok. Dan harganya emmang murah-murah banget. Hihihihi..asiikk..jadi saat oleh2 dari lombok umumnya adalah gerabah, kain tenun dan kaos2 bertuliskan LOMBOK. Kami menghadiahi diri sendiri pasir pantai kuta, pasir pantai pink, kerang2, dan baju billabong, quicksilver, roxy, dan no fear. Hahaha…
**
Jam 13.30 kami sampai di airport. Agak ngebut salam2an sama bro Adi. Karena kita jadinya belum sempat makan siang dan kelaparan. Ini ciri2 anak kota yang khilaf belanja. Muahaha..
Eh gak taunya pesawatnya delay setengah jam. Alhamdulillah. Jadi agak santai makannya. Dan jadi ada waktu buat ngelamun.
Ah. Udahan ya liburnya? Sedih amat…
Temen saya yang ngeselin tapi lucu, bilang:
“Ngapain sih liburan ke pantai? Emang enak?”
Saya bilang: “Ya enaklaaah…namanya juga main air. Main ombak. Foto-foto. Snorkeling. Ya seru aja..”
Kemudian dia bilang lagi: “Liburan ke pantai itu harusnya surfing, gitu. Kaya film point break. Apa serunya ke pantai Cuma berenang-berenang, main pasir, main air..”
Hahahahaha…saya ngakak. Iya sih, emang diving dan surfing sounds AWESOME.
Tapi, saya suka pantai. Saya sukaaaa banget udara laut. Dan saya bawa balita. Ini aja balitanya cuek, nyemplung ditengah laut aja dia girang. Tapi ya tetep kan, gak mungkin juga surfing atau diving.
So, gak masalah sih. Yang penting ke pantai. Mungkin memang gitu-gitu aja ya, yang namanya pantai, laut, snorkeling, membosankan. Hehe..tapi buat saya enggak sih.
Mungkin karena terbiasa. Iya, terbiasa dari kecil kenal liburan adalah pantai. Dan udara pantai jauh lebih ramah ketimbang udara dingin pegunungan. Lagipula, saya suka air. Saya suka hujan. Dan saya suka pina colada..*eh
Apalagi kemudian membandingkan pantai, langit biru, udara segar, air dan suara ombak dengan kerasnya idup di ibukota. Haha…ya atuh jauh ya kenikmatannya.
Lagipula saya mau ngajarin Abib biar enggak tumbuh jadi anak penakut. Gak perlu lah takut sama sengat matahari. Berani lah berenang di laut, yang ombaknya kencang, yang airnya asin. Lihatlah kehidupan lain yang berperan menggerakkan roda perekonomian kita. Lihatlah betapa cakepnya Indonesia.
Biasakanlah kuping dengarkan cerita dari sini dan sana, itu semua bisa jadi pembelajaran yang efektif. Bergaullah dengan semua orang. Pergilah berpetualang, jangan ngerasa nyaman dengan rutinitas. Semoga semua ini bisa bikin Abib jadi orang yang berani, mandiri, kreatif, sehat, kuat dan berempati.
Hehe..aamiin.
See u next time, Lombok. *kecup