Lombok Trip: Day 3

Gallery

Hari ketiga di Lombok, 23 Mei 2014

Semalam, setelah makan malam, Adi sudah wanti2 galak: “Besok harus siap jam 8 ya, karena perjalanan kita panjang…”

Maka, malemnya sebelum tidur, saya udah siap2in barang untuk dibawa snorkeling (lagi). Kemudian malahan enggak bisa tidur. Dan ngobrol sama Citra sambil dengerin suara ombak. Jam setengah 2 pagi saya baru bisa tidur..

**

Tapi pagi nya saya bangun tetap dalam keadaan seger. Enggak tau ya kenapa?

Kalo di Bekasi, acapkali kelar begadang, pasti paginya saya bangun dengan kepala berat dan idung mampet. Belom lagi badan sakit semua. Kirain saya udah jompo sebelom waktunya. Ternyata enggak, alhamdulillah. Hihihi…

Soalnya di Lombok ini, tidur larut dan aktivitas yang melelahkan ternyata enggak bikin badan saya pararegeul. Karena barang bawaan udah siap semua, maka kami udah mandi sebelom sarapan, kemudian cabut on time.

Setelah hari pertama kami nyicip ombak samudera Hindia. Kemudian di hari kedua nyaris kelelep di laut perpaduan selat Lombok dan Laut Bali. Kali ini, tiba saatnya menikmati lautan Selat Alas. Selat yang memisahkan Lombok dan Sumbawa. Januari lalu, ada kapal Ferry yang tenggelam di selat ini. Heu…bismillah aja ya. Karena ini kan kemarau, harusnya laut memang lebih ramah..

Setelah hampir tiga jam perjalanan dari Senggigi, sampai juga kami di Pelabuhan Tanjung Luar. Disini banyak orang yang mancing ikan. Katanya sih, kalo lagi jelang akhir kemarau, dekat sini ada ‘gelaran’ ikan hasil tangkapan nelayan. Ikan-ikan besar yang nikmat.

IMG_9468

IMG_9476

IMG_9497

Kapal kami kali ini dikendarai Pak Amat. Dia ini nelayan, tapi juga jadi langganan antar wisatawan. Dengan tujuan pertama: Pulau Pasir. Hmmm…sebenernya ini bukan pulau yang berpenduduk dan ‘hidup’. Ini Cuma gundukan pasir yang ada ditengah lautan. Saat air pasang, pulau ini hilang. Tapi saat surut, dia nongol dengan cantiknya.

IMG_9562

Disekitar pulau pasir ini banyaaaaakkkk banget ikan kecil yang bergerombol. Itu loh ikan yang biasa dipake buat fish spa di Jakarta. Hihihi..

IMG_9578 (Ngasih makan ikan)

IMG_9522 (Kaya jalan ditengah laut ya..)

Jadi terasa ajaib karena ditengah-tengah laut dalam, tiba-tiba ada gundukan pasir menyembul gitu aja. Apalagi saat Pak Amat datang-datang bawa bintang laut yang ukurannya besar-besar. Saya pernah liat pulau pasir ini di hashtag #Pasirisland di instagram. Tapi, semuanya masukin pulau pasir di Belitong. Ternyata di Lombok ada juga…

IMG_9554

IMG_9640

IMG_9627

IMG_9635

Setelah puas main-main ikan, foto-foto, dan mainan bintang laut yang bikin Abib kegirangan, kami lanjut lagi jalan. Tujuan pertamanya adalah Gili Petelu dan pantai semangkuk. Menurut Adi, snorkeling disitu karangnya lebih berwarna warni dan cantik banget. Di tengah perjalanan, saya liat jejeran tiang listrik yang ditanam di laut. Menghubungkan daratan Lombok, ke satu pulau Gili (yang saya lupa namanya).

Kata Adi, tiang listrik itu dibangun oleh salah satu calon bupati Lombok. Saat kampanye, dia menjanjikan listrik sampai ke Pulau Gili tersebut. Karena selama ini, masyarakat di pulau itu menggunakan genset ukuran super besar untuk segala kebutuhan listriknya. Sayangnya, doi kalah dan tidak terpilih jadi Bupati.

Maka, janji listrik tinggallah kenangan. Tiang listrik yang sudah tertanam di tengah laut akhirnya Cuma jadi hiasan yang bikin semua orang, mungkin, jadi tertawa getir. #Ahsudahlah

IMG_9654

IMG_9643 (Nah ini dia yang namanya bro Adi)

Perjalanan ke Gili Petelu dari pulau pasir hanya makan waktu 15 menit. dan tibalah saatnya kami berenang lagi.
Yihaaaa…

Patut diingat, karang disini TAJAM. Hehe…jadi hati-hati saat memijakkan kaki. Tapi memang CANTIK banget. Kaya nonton finding nemo. Dan memang disini lumayan banyak ikan badut yangg hidup di anemone. Mereka bergerombol, ada yang besar dan ada yang kecil. Enggak Cuma clown fish, disini juga ada blue tang. Tau kan? Si Dori, yang pelupa itu.

Ombaknya lebih tenang ketimbang gili air, gili meno dan gili trawangan. Tapi anginnya kencang. Disini Abib mau nyemplung. Tapi karena om Adi enggak nyemplung, Abib jadi maunya duduk aja di kapal sama Om Adi. Ngasih makan roti dari kapal sambil dipangku Om Adi.

Hahaha…3 hari di Lombok, Abib jatuh sayang sama Om Adi. Sampe hari ini, dia masih sebut nama Om Adi setiap hari. “Nyak ketemu Om Adi yoook…” atau “Om Adi di Lombok. Jauh. Harus naik pecawat..” atau sekedar teriak “Om Adiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” hadeh. Susah banget move on nya.

Ada sekitar satu jam, kami snorkeling. Setelah itu, perjalanan lanjut lagi ke Pantai Sebui. Tujuannya adalah untuk santai-santai dan makan siang. jadi, karena pantai-pantai ini tersembunyi, dan belom banyak yang mengunjungi, belom ada warung atau restoran yang jual makanan. Kata Adi, di pantai Pink (Tangsi), ada beberapa warung. Tapi itu juga Cuma jual minuman dan makanan kemasan.

Nah, karena itu, kami bawa bekal sendiri. Ada makanan yang sudah dimasak oleh istri pak Amat, dan ada juga 4 ekor ikan mentah yang baru dibakar saat kami sampai. Jadi, sambil menunggu ikan matang, kami bebas jumpalitan di pantai yang kosong ini. Saat saya bilang kosong, artinya KOSONG. Ini semacam tempat tersembunyi yang gak berpenghuni.

IMG_9682

IMG_9687

Sebenarnya pantai ini masih nyambung sama daratan Pulau Lombok. Tapi belom tersentuh. Kata Adi dibalik bukit, ada sebuah perkampungan. Tapi perkampungan itu juga enggak terlalu banyak penduduknya. Sebab, daerah sini kering. Rata-rata masyarakat harus membeli air bersih untuk masak. Sementara mencuci dan mandi, ya pake air asin. Harga air bersihnya Rp 175 ribu per 200 liter.

Nah, karena masih kosong, saat lagi duduk santai berjemur (Asiiikk…macam bule ya kan), saya liat burung elang terbang santai diatas kepala kami. Saya sampe mangap. Sungguh, seumur hidup, saya belom pernah liat elang liar macam itu.

IMG_9709

Setelah liat si elang besar itu, saya jadi penasaran pengen jalan-jalan keliling pantai. Menurut Adi, sebenernya, menuju Sebui, kita bisa naik mobil. Tapi pak Aziz udah nyerah karena mobilnya rusak terus. Yes, jalanannya ancur2an. Maka, kalo mau ngajak kedaerah situ, ya transportasi yang dipilih adalah lewat laut.

IMG_9712

IMG_9717

Hasil saya jalan-jalan berkeliling adalah, saya denger suara cekakakan serem. Ternyata munculnya dari burung cekakak. Paruhnya tajam, khas pemakan ikan. Bagian atas tubuhnya berwarna biru, bagian bawah tubuhnya berwarna coklat. Kalo nama bule nya sih kingfisher. Kata Adi, orang Lombok nyebutnya burung gila. “Kalo dimakan bisa bikin gila..” hahaha…kayanya sih disebut burung gila karena suaranya ketawa kencang.

Di pulau ini, pasirnya SUPER LEMBUT. Disini, saya akhirnya bisa ngerasain istilah “Pasir Berbisik”. Sebab, setiap ada angin kencang, pasir lembutnya bergerak naik dan terdengarlah suara bisikannya,…

Oh God, enak banget ngelamun disini. Karena ada begituuuu banyak suara alam yang bisa didengar. Dari ombak, burung-burung, angin hingga pasir, semua jadi sebuah irama yang super nikmat.

IMG_9726

IMG_9735

Nah, tujuan akhir hari ini sebenarnya kan pantai tangsi, yang lebih terkenal disebut pantai pink karena pasirnya berwarna pink. Ok. Bukan pink kaya roknya cherrybelle. Tapi pecahan karang kecil-kecil, bersatu dengan pasir mengakibatkan pasir berwarna merah muda.

Ternyata di Pantai Sebui ini, pasirnya juga pink. Dan karang-karang yang terdampar memang berwarna merah. Ah. Ini keterlaluan sih bagusnya. Tuhan benar-benar menciptakan Indonesia sambil tersenyum. Sayang, kita enggak diajarkan tersenyum macam itu ya…

Setelah puas berenang-berenang cantik, main pasir, dan foto-foto, ikan bakarnya jadiiii…yippiiieee…

Adi dan Pak Amat sudah gelar tikar. Ada nasi serantang, kemudian kepiting bumbu kuning,cumi goreng, sambal terasi, sambal kecap, dan ikan bakar. Masya Allah. Ini adalah masakan ter ENAK yang pernah saya makan. Semua masakan istri pak Amat. Saya sama Citra langsung bilang “Pak Amat pasti betah banget dirumah yaaa…”

Itu kepiting laut yang besar-besar dimasak dengan bumbu kuning yang pedas, rasanya ENAK se ENAK ENAKNYA. Ikan lautnya juga manis. “Dicuci dan direndam pake air laut,” kata pak Amat saat kami tanya, diapain ikannya jadi enggak amis, dan malah gurih manis. Sebbab, saat membakar tadi, dia gak pake bumbu apa-apa. Ooohhh,,,ya ini menjelaskan mengapa begitu sulitnya bagi kami –anak kota- mengolah ikan laut. Allah menciptakan semua sesuai dan seimbang ya.

Oh, saya sampe nambah berkali-kali. Literally. Saya sampe enggak bisa berhenti.

Tapi, saat kami berempat makan, Adi dan Pak Amat enggak ikut makan. Saat kami ajak makan bareng, mereka malah bilang “Nanti aja, sisanya..”

Hmmm..gimana kalo kami makannya sampe gak bersisa?

Untungnya perut kami enggak sekaret itu. jadi masih banyak makanan yang bisa dinikmati Adi dan Pak Amat. Sambil rebahan santai kekenyangan, Pak Amat cerita, bahwa dia pernah antar tamu yang tidak menawarkan dia makan. Saat ada sisa makanan, si tamu malah minta dibungkus. Jadi hari itu guide dan pak Amat kelaparan.

He? Menurut kami, ini jadi kelemahan lombok friendly tour and travel ya. Jadi gini, guide, pengendali perahu, semua butuh makan yang banyak. Sebab, mereka kan yang mengarahkan kami agar tetap aman. Kalo mereka kelaperan, kecapekan, kemudian cranky dan kurang konsentrasi? Bisa jadi gimana nasib kami…

Sejak awal si Lombok Friendly ini enggak menyediakan jatah buat guide atau pengantar dengan perahu. Jadi, kalo tamunya enggak nawarin traktiran makan, ya mereka harus beli makan sendiri, atau enggak makan. Biasanya, saya kalo pergi dengan tour and travel, restoran yang dipiih sudah menyediakan jatah buat guide nya tersendiri. Jadi sudah
dijamin, mereka pasti makan.

Point kecil, tapi penting…

Setelah kenyang, santai-santai sebentar, kami jalan lagi. Kali ini, acaranya santai-santai lagi di pantai tangsi atau si pantai pink yang terseohor itu. berat banget sebenernya saya ninggalin Sebui. Hehe..tapi, yaudahlah ya.

Sesampainya di pantai pink, langsunglah muncul “Oh Moment”. Oh, ini yang namanya pantai pink. Udah aja gitu. Haha..sebab pantai Sebui lebih bagus kemana-mana. Pasirrnya bahkan lebih pink di Sebui. Tapi enggak apa-apalah. Sebab, di Tangsi ini ada bukit tinggi yang bisa dipanjat dan dipake buat…ngelamun. *eh hahahaha

IMG_9747

IMG_9748

Ohiya di Tangsi ini saya juga liat burung yang rupanya macam jalak Bali, yang udah hampir punah itu. saya gak tau ya, itu Jalak Bali atau bukan. Tapi mirip banget sih kelihatannya, dari jauh. Ohiya, di Pantai Pink ini juga ada Goa Jepang. Tapi, kami udah terlalu malas untuk ngintip.

IMG_9786 (Citra lagi Citra lagi…hahaa..besok-besok ajak Julie Estelle aja deh, biar modelnya beneran!)

IMG_9839

IMG_9844

IMG_9856

Jepang ini gila betul ya bikin gorong-gorong dimana-mana. Kayanya disemua tempat, ada deh yang namanya goa jepang. Kalo dulu, Goa ini dimanfaatkan untuk menjebak dan menyergap pejuang kita. Kalo sekarang masih dipake, mungkin akan efektif untuk melakukan penyelundupan narkoba. Ya kan? Kaya di Tijuana. Hehehe.. #Ahsudahlah

IMG_9871

IMG_9903

IMG_9967

**

Puas main air dan pasir, kami jalan balik. Sebab, masih ada satu spot snorkeling yang belom kami selami. Hihiyyy..maksimal banget deh olahraganya.

Enggak jauh dari pantai pink, ada pulau kecil yang disebut pulau ular. Kata Adi, dulu disitu banyak ularnya. Sekarang? entah ya. Apalagi pulau-pulau disekitarnya sudah jadi milik pribadi. Haha..dibeli sama bule-bule kaya. Yang saya lihat sih Cuma monyet-monyet lulumpatan menyeberangi pulau.

IMG_9978

Nah, di depan salah satu pulau yang namanya pulau semangkuk inilah kami nyebur. Tapi sayang, disini enggak sebagus yang lain. memang sih ikannya banyak, karangnya warna warni, dan bintang lautnya berwarna biru. Tapi udah. Atau mungkin kami sudah capek ya? Hahahaha..

Jadi snorkelingnya Cuma sebentar dan kami memutuskan untuk pulang. Lagipula, sudah jam 5 sore. Angin sudah semakin kencang, dan laut sudah pasang. Ah, perpaduannya menarik ya?

Angin kencang, laut pasang, badan lelah, matahari terbenam dan lagu stay alive nya jose gonzalez. Pas banget. Buat ngelamun…seperti biasa. Hehe..

Eh iya, di perjalanan balik ke pelabuhan, kami ketemu beberapa kapal nelayan yang sudah jelang angkat jangkar. Kata Pak Amat, nelayan itu nyari kerang. Bah. Jadi satu kapal ada 2 nelayan. Yang satu jaga kapal, yang satunya lagi menyelam pake kacamata dan selang snorkeling dengan semena-mena. Menyelam sampai ke dasar untuk ambil kerang. Gak perlu sekolah diving, gak perlu tabung oksigen. Gitu aja selow. Ckckckckck…semacam ketemu tukang bakso pikul di puncak gunung ya? Hahaha…

Di daerah sini, selain banyak kerang yang bisa dimakan, juga banyak dimanfaatkan untuk wilayah penangkaran kerang mutiara. Di sekitar panttai Sebui-dan Tangsi, ada wilayah yang besaaaarr untuk penangkaran mutiara. Tapi, milik: AUSTRALIA. Hehe..penangkaran mutiara itu ditandai dengan balon-balon jangkar warna biru tua yang mengapung untuk menahan jaring.

Nah, saat matahari mulai terbenam dan menggambar langit sampai oranye, kami pas banget lewatin pulau pasir. Yang permukaannya tinggal sedikit karena air laut pasang. Adi nawarin nunggu sampe sunset abis di pulau pasir. Hehe..seru ya sebenernya. Tapi enggak ah, berarti kami masih ada di laut saat langit sudah gelap. Saya engga berani, karena bawa Abib…

IMG_0004

IMG_0012 (anak pantai…hahahaha)

Sampai di Pelabuhan, kami disambut dengan kamar mandi yang GELAP. Heu…jadi di Lombok ini memang sedang sering mati lampu. Kata Adi sih, karena ada kebijakan jaringan listrik yang diubah, jadi membutuhkan waktu untuk pemadaman bergilir. Heu…

Ya sudahlah. Untung Abib enggak penakut. Santai aja dia gelap2an.

Jam 6 sore, kami akhirnya menempuh lagi perjalanan pulang yang gelap-gelapan. Dikursi depan, Poe dan Abib udah pingsan. Saya enggak bisa tidur, takut Adi ngantuk, kan bahaya kita. Hahaha..emak2 banget sih gue..

Jam 8 lewat 15 kami sampai di dekat Mataram. Adi ngajak makan di nasi Balap Puyung, di Jl. Adisucipto. Murah sih, Cuma Rp 10 ribuan nasi, sayur, ayam kampung dan sambal. Tapi rasanya juga enggak istimewa. Apalagi setelah makan kepiting masakan istrinya Pak Amat. Yah, jadi makan Cuma buat ganjal perut aja. Ditambah makannya gak konsen karena kepanasan dan kegelapan. Masih mati lampu cuy..

Jam 9 malam akhirnya kami sampe di Villa. Ahh,,,akhirnya selonjoran.

Tapi sambil sedih, karena inget…ini hari terakhir kami di Lombok. Ahhh…

**
Malam terakhir di Lombok ini saya habiskan dengan packing. Maksudnya sih biar besok santai. Sapa tau masih ada kegilaan terakhir sebelom pulang yang bisa dilakukan. Lumayan kan, setidaknya barang udah rapi jali di koper. Lumayan males soalnya, packing balik. Baju kotornya plus plus. Plus pasir dan plus lembab. Hahaha..

Habis packing, masih belom ngantuk. Akhirnya nonton shameless berduaan Citra. Jam setengah 2 pagi, saya naik. Tapi masih belom bisa tidur. Sedih aja jadinya harus balik lagi ke realita. Jadi aja ngelamun sendirian diteras atas.

Dengerin suara ombak senggigi dari kejauhan. Jadi inget tadi siang, sambil makan di tiker, denger cerita Adi. Dua tahun lalu, Lombok sempat heboh dengan paus terdampar. “Ukurannya dua kali mobil Avanza..” katanya. Tim SAR datang dan menyeret lagi paus besar itu ke tengah laut.

Tapi dua hari kemudian, pausnya terdampar lagi. Kemudian mati. Dan masyarakat beramai-ramai memotong kemudian menyantap dagingnya.

Heu. Saya begidik. Sebab ingat betapa pilu nya hiu diburu manusia hanya untuk diambil siripnya. Atau lumba-lumba yang digiring ke selat kemudian dibantai. Jumlahnya ribuan. Sadis betul.

Adi bilang, tiap tangkapan besar, hiu juga seringkali bisa terjaring. Tapi tidak banyak. Dan hanya untuk konsumsi masyarakat sekitar. Hmm..

Saya jadi inget film big miracle. Saat orang-orang inupiat bilang, Tuhan sengaja menjebak keluarga paus itu ditengah es untuk makanan masyarakat sekitar. Itu rezeki dan mereka memang diciptakan untuk jadi manfaat bagi manusia.

Persis kata-kata pak Amat. “Paus kalau mau mati memang begitu, kak. Mereka sengaja mendamparkan diri, karena enggak mau dagingnya sia-sia.”

Ah..

6 responses »

  1. Pingback: Bapak, Kaleng Susu dan Sumpahku | Brili Agung - Inspiratormaker

  2. Indah bangeeettt yaa….ngebuat jadi pengen kesana…
    Btw kalo pgn dpt contact numbernya pak Amat(nelayan yg ngeguide) apa bisa ya?
    Trm ksh
    Abe

      • Tks bt responsnya yaa..btw contact number pak azis brp ya bu?
        Sbnrnya sy akhir taun kmrn ni ke trawangan bersama bunda sy..kebetulan sy suka bgt mancing. Lalu sy cb cr info mgn sea tide n arus laut sktr trawangan, lalu ga sgja ngebaca blog bu Yasmin mgn pak amat,yg notabene nelayan mentigi yg sy dgr beliau hafal sekali mgn perairan sekitar mentigi,senggigi,g meno,g air,g trawangan. Lalu sy tertarik mencari info mgn pak Amat melalui bu Yasmin. Smg bu Yasmin tdk trganggu ya.
        Tks
        Abe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s