Hari Ibu Tanpa Mama

Gallery

Kemarin, saya lagi enak-enak lari sambil denger lagu. Kemudian langkah terhenti oleh derap dan suara emak-emak yang rame, beriringan, membentuk barisan dan membawa spanduk.

GERAK JALAN MEMPERINGATI HARI IBU

Saya jadi berhenti, dan senyam senyum sendiri. Itu ibu-ibu, seharusnya disebut oma-oma, karena sudah lanjut usia semua. Rambutnya sudah berwarna perak secara merata, kulitnya keriput, tapi semangatnya masih serupa anak muda. Senang ya liatnya.
Jadi kangen mama..

Ha. Hari ibu, tapi enggak punya ibu lagi.
*KemudianMellow *KemudianNyanyi

“I don’t hear music anymore….My ears are tired of all the pictures in the words
Cause you are in them… still.” (Hang you up-Yellowcard)

*TarikNafas *Hembuskan

Tiap tahun mama suka minta dibelikan bunga, kalo hari ibu. Atau dijajanin. Atau dikasih kartu yang manis. Atau apalah surprise2 kecil. Mama, suka banget dengan hadiah2 yang mengejutkan dan sederhana. Cewek banget deh…hehe

“Jadi ibu itu enggak mudah, banyak tantangannya. Tapi gak mudah, bukan berarti gak menyenangkan. Jadi tambah menyenangkan kalo anaknya inget kasih surprise, biar ibunya semangat menjalani profesi seumur hidupnya itu…” gitu katanya. Yang biasanya selalu saya jawab dengan ketawa ngakak trus nanya “Emang mama lagi kepengen apa siiih?”
That moment was precious.

iya sih, dari dulu saya sering bilang “Yah, gue gak bisa ngerayain hari ibu, kan gapunya ibu. Punya nya mamah, ga ada hari mamah?”

Gak nyangka kalo akhirnya saya benar-benar mengalami enggak punya ibu, mama, enyak, apapun itu sebutannya…
**
Tapi, saya bersyukur sekali sih, dikasih ibu seperti mama. Punya waktu 29 tahun pula, buat menikmatinya. Gak semua orang beruntung seperti saya. Banyak teman saya yang sudah ditinggal mamanya sejak kecil.

Mama saya itu kocak dan menyenangkan. Tapi disisi lain, dia juga amat tegas. Jadi, dia seperti memprogram caranya mendidik anak. Sejak balita sampe penghujung memasuki gerbang teenager, mama adalah orang yang sangat tegas. Cukup keras untuk membentuk karakter saya dan adek saya yang separo vulcan ini. Tapi begitu saya masuk ke masanya ABG yang labil dan gak jelas maunya apa, dia tiba-tiba jadi sahabat.

Lenyap sudah sorot mata tajamnya ngomelin saya biar disiplin. Dia jadi teman saya, tempat saya curhat, tempat saya membahas dan bertanya soal dunia baru remaja yang asing dan sulit. Teman yang bisa diajak jalan, ngopi2, lalu nonton bioskop. Kawan yang seru diajak shopping. Sahabat, yang tetiba pulang kantor bawain saya buku biografi oasis, karena saat itu saya lagi suka2nya sama band britpop tersebut.

Saya tumbuh sama dia. Semua pertanyaan saya dijawab oleh Mama. dan dunia saya berputar disekelilingnya…

Iya, saya (seharusnya) sudah puas punya mama, 29 tahun dan jadi rekannya bukan Cuma anaknya. Ya tapi manusia kan sifatnya susah puas ya? Hehe..ya gapapalah. Saya lagi belajar. Belajar melepas…

funny-mothers-first-day-of-school-college

(Gambar dari sini)

Seperti mama, waktu saya menikah. Haha..ini lucu. Saya minta dinikahkan, waktu usia saya 25 tahun. Dan mama, enggak seperti ibu-ibu lain yang senang, dia sedih. “Kok sekarang sih yas? Katanya mau nanti-nanti aja umur 28-an baru nikah, ini cepet banget?”

Bah. Gimana sih? Hehehe

Kelihatan sulit sekali buat mama, berdamai dengan perasaannya untuk melepas saya. Jadi, waktu itu saya sempat galau, apa gak usah nikah aja ya, nemenin mama dulu..
Sampai akhirnya dia bilang, “Enggak ada satupun ibu yang rela ditinggal anaknya, tapi menahan anak disarangnya, juga bukan hal yang baik. Gak baik buat ibunya, karena gak belajar ikhlas. Gak baik buat anaknya, karena gak bisa belajar tentang hidup sendiri. Suatu hari kamu akan ngerti, seperti apa perasaan mama. Mama ikhlas. Nikah lah sana, jadi istri yang baik, jadi ibu yang hebat. Mama percaya yasmin bisa…”

Dan sekarang saya ngerti betul perasaan mama. Heu.

Tapi gimanapun, saya tetap bersyukur. Karena Tuhan murah hati sekali sama saya, sudah ngasih mama yang sekeren itu, buat contoh saya ngajarin anak.
**
Jadi selamat hari ibu ya semua ibu-ibu di nusantara. Semoga kita dilindungi Tuhan, selalu mampu dan mau belajar untuk terus berusaha jadi ibu yang ter asyik, serta selalu bahagia. Amin.
Kalo ada yang berbaik hati mau saya pinjem buat jadi ibu saya, boleh loh.
Setidaknya buat nemenin saya ngopi-ngopi sore sambil nyanyi…

Let it go, Let it roll right off your shoulder
Don’t you know, The hardest part is over
Let it in, Let your clarity define you
In the end,
We will only just remember how it feels

Our lives are made, In these small hours
These little wonders,
These twists & turns of fate
Time falls away, But these small hours,
These small hours still remain
(Rob Thomas-Little Wonders Ost Meet The Robinsons)

2 responses »

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s