Seenggaknya Kerja Bener Dulu..

Gallery

“Rasanya enggak ada pemerintahan jaman sekarang yang enggak korup, tapi sebenernya bukan itu aja intinya. Seberapa besar keinginan orang2 ‘besar’ itu untuk bekerja proper, setidaknya sesuai job desk mereka, demi rakyat.”

Itu kesimpulan saya dan Poento. Bahwa di manapun, belahan dunia manapun, manusia2 yang duduk di kursi ‘besar’, seperti presiden, menteri, parlemen, politisi, nampaknya sulit menghindari tawaran2 haram yang menggiurkan. Tapi, sebenarnya, itu urusan dia dan Tuhan. Kita, rakyat, Cuma minta supaya mereka enggak terlampau tamak dan berhenti memerhatikan kebutuhan kita.

Bekerja ajalah dulu yang bener, seenggaknya.

Kaya cerita temen saya yang tinggal di Melbourne, Australia. Dia menikah dengan warga negara Australia. Disana, semua citizen berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan sekolah yang gratis. Bahkan kalau mau melahirkan, dibayar 5.000 dolar AUS sama pemerintah. Disana, gak perlu lagi polisi bececeran di jalan, semua traffic light udah dilengkapi kamera. Sekali anda melanggar, surat denda tiba2 sampe kerumah.

Begitu juga dengan sampah. Kalo sampe lupa memisahkan sampah organik dan non, tetiba ada surat denda kerumah. Disini? Denda iya, hasil enggak ada.

No wonder kan kalo akhirnya, manusia2 Indonesia lebih memilih buat cabut dan tinggal di luar negeri. Disini, jarang banget bisa nemuin orang ‘besar’ yang kerja benar. Sekalinya ada, gak lama, dibuang. Semua itu bikin saya kehilangan kepercayaan. Dan mulai juga mengatur langkah kecil untuk meninggalkan Indonesia.  Menyerah, ceritanya.

Sampe kemudian, saya bertabrakan dengan tiga kejadian.

1. Saya isi bensin di Total (ini gak berbayar loh…:)) , si Poento itu punya kebiasaan males matiin mesin mobil kalo lagi isi bensin. Sementara karyawan Pertamina/shell gak pernah memerhatikan, di total sangat perhatian. Di pertamina, selalu ada spanduk “Matikan mesin saat mengisi BBM”, tapi petugas gak pernah mengingatkan. Di Total, GALAK! Hehehe…

Mereka gak mau ngisi bensin ke mobil, kalo mesinnya belum mati. Apapun alasannya. Mereka gak peduli, meskipun Poe udah ngotot bilang gapapa. Jawabannya selalu “Aturannya begitu pak,” sambil senyum.

Saya seneng banget liatnya.

2. Saya ke FX, mol di bilangan Sudirman, Jakarta. Di basement nya ada “Ladies park area”. Saat itu, parkiran penuh dan ada mobil yang keluar dari parkiran ladies itu. Poento buru2 menyambangi area itu. Tetiba tukang parkir datang, dan melarang. “Kan ini ada perempuan juga maaaas” kata Poento, si bandel, yang demennya ngelanggar aturan! Humph! Hehe..

Si tukang parkir bilang: “Iya, tapi harus perempuannya yang nyetir” kata dia sambil melirik saya yang lagi gendong Abib. “Ada bayi nih mas..”Poento masih usaha. Tapi, HEBAT, si tukang parkir kekeuh bilang “Daritadi saya juga udah menolak, sekarang saya juga akan tetap menolak, maaf ya pak. Mungkin bisa cari tempat parkir lainnya”

Saya senyum lebar dan mengacungkan jempol.

3. Kemarin, pas kebetulan Abib lagi tidur, saya nonton TV. Pindah2 channel, dan nyangkut di Trans7, acaranya deddy corbuzier, hitam putih. Ceritanya tentang seorang guru matematika, di Jawa Tengah. Eko namanya. Dia itu guru yang nyentrik dalam mengajar. Saking nyentriknya, dia disebut ‘guru gila’. Setiap belajar matematika, semua siswa dan Pak Eko memakai topi ulang tahun. Cara mengajarnya juga interaktif –kalau gak mau disebut hiperaktif. Hehe..

Tapi, semua itu berhasil. Nilai murid2nya bagus2. Dan Eko sendiri mendapatkan banyaaaaaak penghargaan, dari tingkat daerah, kementerian sampe ke negeri paman sam. Penghargaan yang disimpannya di laci kamar, tidak dipajang untuk dipamerkan. Dia senang sama pekerjaannya, dan mengerjakannya dengan proper.

Dia bilang: Jadilah guru yang berkarakter. Salah satu ciri berkarakter itu adalah guru harus menganggap mengajar itu sebagai ibadah, siswa harus dianggap amanah yang harus dibantu untuk ‘menyebrang’ agar sampei ke tujuan yang diinginkannya. Selanjutnya guru harus menciptakan khasnya sendiri, supaya murid tidak bosan..

Well, hal-hal seperti ini yang membuat saya lebih menghargai orang2 ‘kecil’ ketimbang para ‘pembesar’ yang dulu saya temui tiap hari di tengah liputan. Hehe..banyak orang yang menganggap pekerjaan wartawan itu hebat karena bisa ketemu menteri, parlemen, presiden tiap hari. Buat saya, itu biasa aja. Kecuali diantara mereka, bisa saya temukan kearifan-kearifan yang, sialnya, selama ini lebih banyak saya temukan di jalan.

Saya, dengan berat hati akhirnya mengakui quotation dari si pesulap berkepala botak, yang jadi host diacara hitam putih itu. persisnya saya lupa, tapi intinya : “Bayangkan sudah sekacau apa dunia ini sekarang, karena kita lebih kaget saat mendengar masih ada orang baik di dalamnya”

Tapi ya, hal baiknya adalah: Masih ada kok. Tenang aja. Kita masih bisa terus berusaha dan bertahan…

2 responses »

  1. Hello I am so happy I found your web site, I really found you by error, while I was looking on Askjeeve
    for something else, Regardless I am here now and
    would just like to say many thanks for a incredible
    post and a all round entertaining blog (I also love the theme/design), I don’t have time to read through it all at the minute
    but I have bookmarked it and also added your RSS feeds, so when
    I have time I will be back to read a lot more,
    Please do keep up the excellent b.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s